Sukses

Richard Sambera: Renang Bukan Olahraga untuk Langsing

Richard Sambera berbagi pengetahuan mengenai kesehatan. Menurutnya renang bukan pilihan yang tepat untuk target langsing.

Mantan atlet renang yang seringkali mendapatkan prestasi, Richard Sambera berbagi pengetahuan mengenai kesehatan. Menurutnya untuk menjadi ramping, kita harus bisa membedakan olahraga apa yang cocok karena menurutnya renang bukan pilihan yang tepat.

Jika bukan renang yang jadi pilihan untuk ramping, Richard menyarankan untuk berolahraga yang sifatnya aerobik seperti berjalan cepat, berlari atau bersepeda. 

Richard seringkali menyayangkan persepsi masyarakat yang menganggap semua olahraga bisa membuat tubuh ramping. Memang semua jenis olahraga sehat, tapi ada beberapa jenis olahraga yang hanya mengencangkan otot.

"Kalau renang untuk mengencangkan otot, kalau mau menurunkan berat badan bisa dengan lari atau sepeda jarak jauh. itu makanya atlet sepeda atau lari badannya lebih ramping dibandingkan atlet lainnya," kata Richard yang ditemui di The Cone, Fx, Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Pria yang sedang menggeluti triathlon, ajang olahraga dengan tiga olahraga berbeda yaitu berenang, bersepeda dan berlari secara berurutan ini, memang terlihat lebih ramping. Richard mengaku sedang mempersiapkan triathlon untuk bulan Maret nanti.

"Badan saya terasa lebih ringan dan nafas juga lebih panjang. Untuk mendukung itu, saya dan atlet pro lain biasanya minum minuman berkarbonasi karena minuman ini memiliki gula dan kafein untuk penyediaan energi dalam menyelesaikan olahraga," jelasnya.

Tapi menurutnya, masalah minuman berkarbonasi jangan ditarik kesimpulan bahwa minuman tersebut solusi kesehatan karena apapun yang dimakan dan diminum juga bergantung pada kekuatan fisik yang dilakukan.

"Teh manis saja yang merupakan minuman kesukaan orang Indonesia, harus kita perhatikan karena kandungan gulanya tinggi. Saya selalu memperhatikan takaran saji pada kemasan makanan dan minuman. Jadi kita bisa tahu berapa banyak kalori yang terbakar," ungkapnya.

Berkembangnya teknologi, menurut Richard justru mempermudah seseorang untuk menjaga kebutuhan kalori yang seharusnya dikonsumsi 2.000 kalori per harinya.

"Kita bisa hitung betul asupan kalori sehari-hari bukan hanya dari olahraga. Kalau yang kita asup berlebihan dan bertambah terus, akan ada gangguan kesehatan dalam tubuh kita," katanya.

"Setelah berolahraga pagi hari, saya utamakan makan makanan protein tinggi seperti telur, roti dan susu. Saya akan memilih untuk makanan berkarbohidrat tinggi pada siang atau malam hari," tambahnya. (Fit/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini