Sukses

Jubir Wiku: Menuju Endemi, Asah Kemampuan Kelola Risiko Penularan COVID-19

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa dalam menuju endemi COVID-19 semua pihak perlu terus mengasah kemampuan mengelola risiko penularan masing-masing secara kolektif.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa dalam menuju endemi COVID-19 semua pihak perlu terus mengasah kemampuan mengelola risiko penularan masing-masing secara kolektif.

“Tugas kita bersama saat ini khususnya menuju endemi COVID-19 yaitu terus mengasah kemampuan mengelola risiko penularan masing-masing secara kolektif,” ujar Wiku dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis (18/8/2022).

Hal ini bertujuan untuk mempertebal lapisan proteksi dari berbagai ancaman penularan, lanjutnya.

“Kita sepatutnya banyak melakukan refleksi dari beberapa fenomena seperti kembali terinfeksinya seseorang setelah divaksinasi atau setelah sembuh. Hal ini karena semakin kompleksnya karakteristik virus penyebab COVID-19 yang terus berubah.”

Perubahan karakteristik virus yang kompleks menunjukkan bahwa proteksi yang dibutuhkan juga semakin besar.

Ia pun mengumpamakan, untuk terhindar dari hujan secara sempurna maka memakai payung saja tidak cukup. Begitu pula untuk menjamin tak terpapar sedikit pun dari virus yang masih menyebar di komunitas maka proteksi yang lebih lengkap amat diperlukan.

Di sisi lain, modalitas untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat di masa COVID-19 dapat dibagi menjadi 2 yakni modalitas kolektif dan individu.

Modalitas kolektif meliputi:

-Kekebalan komunitas dari vaksinasi dan infeksi alamiah.

-Ketersediaan vaksin.

-Ketersediaan pengobatan.

-Kebijakan sektoral  di masa pandemi yang spesifik.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modalitas Individu

Sedangkan modalitas individu meliputi:

-Budaya perilaku hidup bersih dan sehat dalam berbagai aktivitas.

-Proteksi maksimal oleh populasi berisiko khususnya yang tidak bisa divaksinasi.

Wiku juga menyinggung soal hasil sero survei pada Juli 2022 yang menunjukkan bahwa 98,7 persen masyarakat sudah memiliki antibodi. Namun, perlu digarisbawahi bahwa antibodi pun memiliki jangka waktu.

“Sehingga diperlukan penguat agar keduanya tetap cukup dalam tubuh sehingga vaksinasi booster menjadi penting untuk setiap orang yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.”

 

Vaksinasi tetap dibutuhkan lantaran sejauh ini Indonesia masih menjadi negara dengan penambahan kasus yang cukup tinggi di Asia Tenggara.

Mengutip Weekly Epidemiological Update on COVID-19 Edition 105, jumlah kasus baru tertinggi di Wilayah Asia Tenggara dilaporkan dari:

- India melaporkan 107.732 kasus baru atau 7,8 kasus baru per 100.000 penduduk. Berkurang 14 persen dari minggu lalu.

- Indonesia 37.796 kasus baru atau 13,8 kasus baru per 100.000 atau mirip dengan minggu sebelumnya.

- Thailand 14.816 kasus baru atau 21,2 kasus baru per 100.000 penduduk, berkurang 4 persen dari pekan sebelumnya.

 

Wilayah Asia Tenggara melaporkan kasus kematian di bawah 800, artinya ada peningkatan 12 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Jumlah kematian baru tertinggi dilaporkan dari:

- India 348 kematian baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk, penambahan 5 persen.

- Thailand 232 kematian baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk, penambahan 10 persen.

-Indonesia 131 kematian baru atau kurang dari 1 kematian baru per 100.000 penduduk, penambahan 28 persen.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.