Sukses

Epidemiolog Sayangkan Adanya Perbedaan Suara Soal Aturan Pakai Masker di Luar Ruangan

Epidemiolog Dicky Budiman sayangkan adanya perbedaan suara antar pimpinan dan pejabat soal aturan penggunaan masker di luar ruangan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Rabu, 18 Mei 2022, aturan boleh lepas masker di luar ruangan secara resmi berlaku di Indonesia. Hal tersebut salah satunya dipicu oleh kondisi pandemi COVID-19 yang berada dalam status terkendali.  

Kala itu, varian Omicron BA.4 dan BA.5 juga belum ditemukan di Indonesia. Berbeda dengan saat ini, yang mana kedua subvarian Omicron tersebut telah menyebabkan adanya kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu belakangan. 

Dalam dua minggu terakhir, termasuk pada Jumat, 1 Juni 2021 lalu, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah lebih dari dua ribu kasus, tepatnya 2.049 dalam satu hari. 

Alhasil beberapa pihak beranggapan bahwa aturan penggunaan masker di luar ruangan harus kembali diperketat guna mencegah kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi.

Salah satu pihak yang mendukung adanya perketatan kembali penggunaan masker di luar ruangan adalah Wakil Presiden RI, Ma'aruf Amin. Namun di sisi lain, Menteri Kesehatan RI mengungkapkan bahwa belum ada perubahan soal aturan tersebut.

Masyarakat pun ikut kebingungan dengan adanya dua perbedaan suara tersebut. Menurut Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, perbedaan suara tersebut memang membingungkan rakyat.

"Pemerintah justru sekarang berbeda suara soal aturan pelonggaran masker di luar ruangan. Wapres Ma'ruf Amin bilang ditarik sementara, sedangkan Menkes Budi Gunadi malah bilang tidak ada perubahan. Ini jadi membingungkan rakyat," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com pada Senin, (4/7/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sinergi Antar Pihak Jadi Hal Penting

Dicky menjelaskan, perbedaan tersebut menjadi hal yang begitu disayangkan. Menurutnya, dalam hal strategi komunikasi risiko, konsistensi, kejelasan pesan, dan kesinergian antar pihak atau sektor di pemerintah merupakan hal yang penting.

"Ini membangun kepercayaan dan akan berpengaruh pada program lainnya. Seperti misalnya bicara masker atau bicara pandemi terkendali kemudian memburuk, bukan berarti tidak berpengaruh pada cakupan vaksinasi booster, itu berpengaruh," kata Dicky.

Terlebih menurut Dicky, dengan adanya perbedaan informasi atau pemberian informasi yang terlalu optimis dapat membawa dampak lain, yang mana bukan berujung pada meningkatnya kewaspadaan masyarakat.

"Sekali masyarakat menerima informasi yang terlalu optimis atau yang hanya membawa positif-positif, yang terbangun bukan kewaspadaan. Selain mereka berharap ini selesai, sebagian juga di sisi lain akan menurun kepercayaannya dan itu berbahaya," ujar Dicky.

"Walaupun saat ini memang tahun kedua, tahun ketiga jauh lebih baik komunikasi resikonya dibanding tahun pertama. Tetap harus dijaga terus," Dicky menjelaskan.

3 dari 4 halaman

Alur Informasi Harusnya Selaras

Dalam kesempatan yang sama, Dicky juga mengungkapkan bahwa di negara-negara lain biasanya alur informasi yang diberikan oleh pimpinan dan pejabatnya akan selaras.

Para pejabat di negara lain biasanya juga akan mengikuti aturan dari pimpinan atas, bukan sebaliknya.

"Kalau ini berbeda himbauannya, ini yang salah. Harus diperbaiki," kata Dicky.

Sebelumnya pada Jumat, 1 Juni 2022, Ma'aruf Amin memang sempat berpendapat bahwa aturan masker di luar ruangan akan ditarik kembali. Ungkapan tersebut disampaikan olehnya secara langsung dalam pertemuan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kalau masker, protokol kesehatan tetap kita ketatkan, masker terutama ya, ada kenaikan terpaksa masker harus dipakai lagi. Jadi kelonggaran itu kita tarik dulu sampai nanti situasinya memungkinkan baru kita buka lagi," ujar Ma'ruf Amin.

4 dari 4 halaman

Perbedaan Suara dengan Kemenkes

Sedangkan dalam kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hingga saat ini belum ada perubahan kebijakan mengenai aturan penggunaan masker di luar ruangan.

Pria yang akrab disapa BGS tersebut juga menjelaskan bahwa masyarakat masih diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker di luar ruangan.

"Belum ada perubahan dari kebijakan mengenai masker dari yang terakhir disampaikan oleh pemerintah," ujar BGS melalui keterangan pers siang ini dalam Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Jakarta pada Senin, (4/7/2022).

"Jadi di luar diizinkan untuk tidak menggunakan masker, sedangkan di dalam ruangan diharapkan, diimbau untuk memakai masker," tambahnya.

Perbedaan suara soal aturan penggunaan masker yang disampaikan dalam jangka waktu berdekatan tersebutlah yang membuat masyarakat bingung dan disayangkan oleh Dicky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.