Sukses

Pesantren Bisa Jadi Garda Terdepan Mengubah Perilaku Warga Saat COVID-19

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19 Dr. Sonny B. Harmadi menyebut salah satu komponen masyarakat yang penting dalam penanganan COVID-19 adalah lembaga pendidikan termasuk pesantren.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19 Dr. Sonny B. Harmadi menyebut salah satu komponen masyarakat yang penting dalam penanganan COVID-19 adalah lembaga pendidikan. Dalam hal ini, termasuk pesantren.

“Satuan pendidikan termasuk pesantren itu kita harapkan menjadi garda terdepan, ujung tombak dalam mengubah perilaku masyarakat. Satu di dalam keteladannya, dua melalui edukasinya,” kata Sonny dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jumat (16/10/2020).

Satuan lembaga pendidikan termasuk pesantren disebut sebagai sekumpulan kaum cendekia yang diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan untuk dirinya sekaligus mengedukasi masyarakat sekitarnya.

“Ini akan luar biasa, apalagi jika seluruh pesantren dibentuk Satgas penanganan COVID-19. Dengan adanya Satgas ini secara internal dapat menjaga, mematuhi, dan menjadi teladan penerapan protokol kesehatan. Secara eksternal pesantren juga dimohon bantuannya untuk melakukan edukasi bagi masyarakat di sekelilingnya.”

Jika santri dan para kyai menjadi teladan masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan maka akan sangat banyak yang terpengaruhi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masyarakat Sebagai Agen Perubahan

Menurut Sonny, masyarakat ditempatkan untuk menjadi duta dan agen perubahan perilaku untuk berperan serta memutus rantai penularan COVID-19.

“Di penanganan kesehatan dengan 3T-nya (testing, tracing, treatment) kita berusaha memutus rantai dengan melacak siapa saja yang positif. Kalau di perubahan perilaku dengan 3M-nya (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun) itu kita berusaha memutus rantai penularan COVID-19, tapi dibutuhkan totalitas.”

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Sonny melihat adanya peningkatan kesadaran dalam perilaku masyarakat. Masyarakat semakin patuh mengenakan masker dan perilaku mencuci tangan dengan sabun pun membaik.

“Hanya saja yang selalu rendah itu menjaga jarak dan menghindari kerumunan, itu yang menjadi masalah.”

Maka dari itu, peran serta satuan pendidikan termasuk pesantren ia harapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat. Mengingat, pesantren dan lembaga pendidikan sebagai tempat mencari ilmu tentunya berisi orang-orang yang terdidik dan mampu mensosialisasikan hal tersebut dengan baik, tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.