Sukses

Pandemi COVID-19 Turunkan Aktivitas Inisiasi Menyusu Dini untuk Bayi Baru Lahir

Pandemi COVID-19 bisa menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusu Dini untuk bayi baru lahir.

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk bayi baru lahir rupanya dapat menurun selama pandemi COVID-19. Ini dikarenakan pembatasan layanan konseling laktasi serta kondisi darurat yang terjadi bila ibu melahirkan terpapar COVID-19.

“Pandemi COVID-19 menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusu Dini. Kondisi ini terjadi karena kunjungan ibu hamil dibatasi, sehingga layanan konseling laktasi sebelum melahirkan terhambat," ungkap Konselor Laktasi, Dosen dan Peneliti Bahan Alam Fenny Yunita dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (10/8/2020).

"Padahal, konseling laktasi termasuk salah satu kunci keberhasilan menyusui. Belum lagi ibu melahirkan yang positif COVID-19. Ini membuat IMD tidak berjalan karena menghindari kontak erat dengan ibu, sehingga menyusui sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi juga tak terlaksana."

Pemberian Air Susu Ibu segera setelah bayi baru lahir perlu dilakukan, yaitu sekitar 30 menit sampai 1 jam pasca-persalinan. Dalam proses ini, bayi yang baru saja dilahirkan akan dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, tanpa bantuan siapapun.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Edukasi Lewat Digital

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi menerangkan, menyusui harus menjadi prioritas dalam kondisi apapun. Hal ini sebagai pilihan utama asupan nutrisi untuk bayi.

“Hanya saja keterbatasan saat ini terkait edukasi menyusui dan IMD secara langsung. Tapi kami sebagai bidan memiliki solusi terkait edukasi ini melalui digital, seperti kelas online atau webinar,” terangnya.

IMD merupakan langkah awal kesuksesan menyusui untuk enam bulan ke depan atau masa pemberian ASI eksklusif. Emi pun mendorong edukasi dan akses informasi seputar IMD bagi ibu hamil, yang juga didukung oleh suami dan keluarga.

Demi suskes menyusui, Emi menyarankan para ibu mengonsumsi makanan penuh nutrisi seimbang, termasuk bahan-bahan yang dapat meningkatkan produksi ASI. Misal, sayuran daun katuk, bayam, wortel , dan sebagainya.

“Penting juga memberikan dukungan psikologis bagi ibu agar tidak stres dan tetap bahagia, terutama dukungan suami dan keluarga. Langkah-langkah ini dapat merangsang produksi prolaktin dan oksitoksin yang sangat berguna untuk meningkatkan produksi ASI," sarannya.

3 dari 3 halaman

Panduan Layanan Kesehatan Balita

Terkait IMD, Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi COVID-19 bagi Tenaga Kesehatan. Panduan tersebut juga bisa memberi pemahaman kepada para ibu.

Pada panduan yang diterbitkan sesi Edisi Revisi 22 April 2020, ibu yang terpapar COVID-19 tidak diperbolehkan mendapat IMD.

Inisiasi menyusu dini (IMD) diupayakan tetap dilakukan, sambil melakukan upaya pencegahan penularan infeksi. Sebaiknya tetap berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Namun, bayi yang lahir dari ibu OTG/ODP/PDP/Terkonfirmasi, tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Sebagai tindak lanjut, bayi mendapat ASI perah.

Bayi yang lahir dari ibu OTG/ODP tidak diperbolehkan IMD namun selanjutnya bisa mendapatkan ASI dengan menyusu langsung dari ibu, setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan menimbang keuntungan dan kerugian menyusu langsung, serta kepatuhan ibu dalam mencegah penularan, antara lain menggunakan masker bedah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak bayi, dan rutin membersihkan area permukaan dimana ibu melakukan kontak.

Dalam keadaan tidak bisa menjamin prosedur perlindungan saluran napas dan pencegahan transmisi melalui kontak, maka bayi diberikan ASI perah.

Untuk penggunaan pompa ASI, kebersihan pompa perlu dijaga. Kesehatan ibu akan dipantau terus, hingga ibu dinyatakan negatif COVID-19.

Bayi yang lahir dari ibu PDP atau terkonfirmasi COVID-19, diberikan ASI perah. Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan dilakukan pembersihan pompa setelah digunakan, kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah harus diperhatikan. Ibu dan bayi dimonitor ketat dan dilakukan rawat terpisah (atas persetujuan ibu) sampai diketahui hasil pemeriksaan COVID-19 ibu negatif serta perlu di follow up hingga pulang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.