Sukses

Cegah Penyebaran COVID-19 di Udara, Dosen Undip Ciptakan Sterilisator Ultra Violet BC19

Dosen Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Dr. dr. Budi Laksono, MHSc memperkenalkan Sterilisator Ultra Violet Udara BC19.

Liputan6.com, Jakarta Dosen Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah, Dr. dr. Budi Laksono, MHSc memperkenalkan Sterilisator Ultra Violet Udara BC19.

"Virus COVID-19 dapat menyebar melalui droplet yang dikeluarkan pasien positif saat batuk dan dapat terbang sejauh 1 hingga 2 meter, ini droplet besar. Kalau droplet kecil akan menjadi butiran aerosol di udara yang kalau kena angin bisa kemana-mana,” ujarnya dalam video  di saluran Youtube pribadinya (Dokter Budi).

Butiran aerosol yang mengandung virus dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 jika terhirup.

"Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi di udara kita membuat Sterilisator Ultra Violet Udara BC19."

Nama BC19 adalah dingkatan dari Basmi COVID-19. Alat ini berfungsi untuk mensterilkan udara di dalam satu ruangan sehingga risiko kontaminasi virus di dalam ruangan itu akan berkurang.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Kerja

Budi menambahkan, cara kerja alat ini sangat sederhana seperti sterilisator air minum isi ulang yang menggunakan ultraviolet.

"Air yang dilewatkan di bejana yang ada ultravioletnya maka outputnya akan steril. Begitu juga di sini yang kita lewatkan di dalam tabung adalah udara. Dalam waktu mikrodetik udara yang dilewatkan akan menjadi steril karena ultraviolet ini."

Kapasitas alat tersebut sekitar 7 meter kubik setiap menit.

"Sehingga kalau ruangan 4 kali 4, 3 meter tingginya mungkin sekitar 7 menit sudah steril dan ini bisa dipindah-pindahkan, sangat fleksibel untuk ditempatkan di mana-mana," kata Budi. 

Menurutnya, alat ini sangat penting digunakan di ruangan perawatan COVID-19 untuk menjamin udara di ruangan tersebut menjadi steril. Selain itu, alat ini juga penting digunakan di ruang rapat guna mengurangi kontaminasi dari orang tanpa gejala.

“Alat ini juga terbilang murah dan mudah dibuat, dengan Rp 2.5 juta alat ini sudah bisa digunakan. Semoga ini menjadi inspirasi,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.