Sukses

Tambah 40, Total Ada 280 Pasien COVID-19 yang Meninggal di Indonesia

Penambahan orang yang meninggal membuat miris. Lantaran hari-hari sebelumnya, penambahan kasus meninggal hanya berkisar 10 hingga 19 orang.

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara pemerintah penanganan Corona di Indonesia, Achmad Yurianto, merilis update jumlah kasus virus corona per 9 April 2020.

Berdasarkan pemeriksaan PCR, ada penambahan 337 kasus sehingga total kasus positif menjadi 3.293. Sedangkan yang sembuh ada penambahan 30 orang sehingga menjadi 252 orang. Dan penambahan 40 orang meninggal menjadi 280 orang.

Penambahan orang yang meninggal ini membuat miris. Lantaran hari-hari sebelumnya, penambahan kasus meninggal hanya berkisar 10 hingga 19 orang. 

"Gambaran ini menyedihkan. Ini menunjukkan penularan di luar masih terus berlangsung. Data yang kita himpun menggambarkan kondisi masyarakat seminggu yang lalu," katanya dalam konferensi pers, Kamis (9/4/2020).

Menurut Yurianto, masa inkubasi virus berlangsung 14 hari. Sehingga kasus yang di-update hari ini merupakan gambaran penularan pada 5-6 hari lalu.

"Mudah-mudahan dengan menggunakan masker, kita bisa melihat hasilnya. apakah kepatuhan ini dijalankan dengan baik atau tidak," katanya.

Yurianto juga tak henti menyampaikan imbauan terkait cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Juga menjaga jarak atau social distancing. 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia tertinggi se-Asia Tenggara

Melansir Aljazeera pekan lalu, tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia mencapai 9,1 persen dibandingkan dengan 5,2 persen di seluruh dunia. Sebagai perbandingan, Filipina memiliki tingkat kematian 4,5 persen dan Malaysia memiliki tingkat 1,6 persen selama periode yang sama, meskipun kedua negara memiliki jumlah kasus yang lebih tinggi dengan masing-masing lebih dari 3.000.

Para ahli mengatakan hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti sistem kesehatan yang belum menyeluruh, kekurangan alat pelindung diri, dan tes cepat yang belum menyeluruh karena agak sulit untuk negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini.

Michael Ryan, Direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, mengatakan pada 30 Maret bahwa negara-negara seperti Indonesia masih dalam tahap awal pandemi, sehingga masih memiliki peluang untuk mengimplementasikan strategi komprehensif pada pencegahan virus.

"Sangat penting bahwa sistem kesehatan disiapkan untuk setiap peningkatan kasus," katanya pada Aljazeera.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan bahwa Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bekerjasama dengan Indonesia untuk menanggulangi penyakit ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini