Sukses

Hati-Hati Anak dan Bayi Bisa Jadi Carrier Virus Corona

Dr Dasaad Mulijono Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals menyebut anak-anak dapat menjadi pembawa virus (carrier) COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Dr Dasaad Mulijono Kepala Cardiac Center Bethsaida Hospitals menyebut anak-anak dapat menjadi pembawa virus (carrier) COVID-19. Menurutnya, data menunjukkan bahwa corona pada anak atau bayi hanya akan menimbulkan gejala ringan.

Kriteria bayi atau anak yang dapat terjangkit COVID-19 hanya anak-anak tertentu. Misal, bayi yang tidak diberi air susu ibu (ASI) dan yang telah memiliki penyakit bawaan.

“Karena di dalam air susu ibu ada imun untuk bayi. Biasanya bayi yang terkena adalah bayi yang minum susu formula,” kata Dasaad dalam siaran Facebook Liputan6.com (6/4/2020).

Walau bayi dan anak memiliki risiko paling kecil terkena COVID-19 namun mereka dapat menjadi pembawa virus, tambahnya.

“Anak kecil dan bayi kita harus hati-hati karena mereka bisa menjadi carrier, tempat di mana bisa menularkan kepada orang tua. Makanya sekarang di luar negeri bayi dan anak-anak dilarang bertemu dengan kakek neneknya karena lansia lebih rentan.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anak Muda yang Meninggal Karena Covid-19

Menurut Dasaad, anak muda atau remaja memiliki risiko lebih rendah terkena corona dibanding orang tua. Namun, data menyebutkan banyak juga anak muda yang meninggal akibat COVID-19.

Hal ini perlu dilihat dari gaya hidup anak muda tersebut. Kebanyakan pasien muda yang meninggal adalah perokok dan banyak mengonsumsi makanan berlemak seperti goring-gorengan.

“Jadi gak aneh kalau mereka pada kena dan kasihannya juga gak sedikit yang meninggal padahal seharusnya umur segitu tidak meninggal kalau kena COVID-19”.

Sejauh ini, orang lanjut usia kisaran 50 tahun ke atas menjadi golongan yang paling rentan terkena corona dengan gejala berat. Selain itu, orang dengan penyakit penyerta seperti diabetes, tuberculosis, dan HIV juga memiliki risiko kematian tinggi jika terkena corona.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.