Sukses

Dua Remaja jadi Korban Meninggal COVID-19 Termuda di Eropa

Dalam waktu berdekatan, dua remaja di Eropa meninggal dunia usai terinfeksi virus corona COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Vitor Godinho menjadi korban meninggal akibat COVID-19 termuda di Eropa. Remaja 14 tahun asal Portugal itu meninggal di Porto pada Minggu pagi waktu setempat.

Vitor dikabarkan tidak memiliki penyakit bawaan. Hanya saja, dia sering mengalami psoriasis, sebuah gangguan kulit yang terkadang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Dilaporkan The Sun, dikutip Senin (20/3/2020), remaja laki-laki yang bermain di sebuah klub futsal ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sao Sebastiao karena COVID-19. Namun, dia meninggal tak lama kemudian.

"Dengan rasa cemas yang mendalam, saya mengirimkan belasungkawa kepada keluarga, teman, dan kolega Vitor Rafael Bastos Godinha," tulis Fernando Gomes, presiden federasi sepak bola Portugal dalam laman resminya.

"Di momen menyedihkan mendalam bagi orang-orang yang dicintainya, saya juga mengirimkan kata-kata penghiburan kepada keluarga sepak bola di wilayah Aveiro yang berbagi dengan kami mengenai hilangnya bakat di masa depan sebelum waktunya."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kematian Remaja Prancis

Kasus ini menjadi kematian termuda kedua terkait COVID-19 di Eropa. Sebelumnya, remaja 16 tahun di Paris, Prancis meninggal pada hari Rabu. Gadis bernama Julie Alliot itu diketahui tidak memiliki masalah kesehatan bawaan.

Dikutip dari Metro, Julie mulai mengalami gejala pada 21 Maret. Usai dites positif COVID-19, dia mengalami kegagalan pernapasan sehingga harus dipindahkan ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan. Namun, ia meninggal keesokan harinya.

Sang ibu Sabine, mengatakan, saat putrinya meninggal, dia dan putri tertuanya tak bisa lagi memakaikan riasan untuk pemakaman karena peti mati putrinya harus tetap tertutup. Mereka tak boleh melakukannya sebagai tindakan pencegahan penularan.

"Sulit diterima," kata kakak dari Julie seperti dikutip dari Euronews.

"Ini mengerikan karena saya tahu dia putri saya," Sabine menambahkan ketika bicara soal COVID-19.

Direktur Jenderal Kesehatan Profesor Jérôme Salomo mengatakan bahwa Julie mengalami kasus infeksi virus corona yang jarang terjadi di kalangan usia muda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.