Sukses

Studi: Paparan Kabut Asap Kebakaran Hutan Bisa Berdampak Seumur Hidup

Efek kesehatan kabut asap akibat kebakaran hutan ditemukan para peneliti berdampak hingga ke tingkat genetik

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara berupa kabut asap berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa penelitian menemukan bahwa efeknya bisa berlangsung lebih lama.

Sebuah studi dilakukan para peneliti Stanford University, California, Amerika Serikat menganlisis darah dari 36 anak yang terpapar kabut asap kebakaran hutan di California tahun 2015.

Mereka menemukan adanya perubahan dalam gen yang terlibat dalam pengembangan serta fungsi sel T, sebuah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Jika ini berubah, anak-anak berisiko lebih besar terkena alergi atau infeksi.

"Sel regulator T bertindak sebagai penjaga perdamaian dalam sistem kekebalan tubuh Anda dan menjaga semuanya tetap seimbang," kata pakar alergi sekaligus peneliti utama, Mary Prunicki dikutip dari Wired pada Senin (16/9/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penelitian pada Primata Terpapar Asap

Penelitian lain juga dilakukan oleh peneliti di University of California, Davis. Mereka mencoba mencari tahu efek paparan asap kebakaran hutan tahun 2008 pada primata monyet di California National Primate Research Center.

Para peneliti melihat 50 ekor monyet terpapar asap di usia tiga tahun yang dianggap usia remaja menurut perhitungan mereka.

Dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap, monyet terpapar polusi menghasilkan lebih sedikit protein yang terkait kekebalan. Padahal, protein tersebut memicu peradangan untuk melawan patogen.

3 dari 3 halaman

Menetap Sepanjang Usia

Selain itu, pemeriksaan gen dari monyet-monyet tersebut menunjukkan adanya perubahan genetik terkait kekebalan.

"Racun dalam polusi udara memiliki efek permanen pada DNA sel kekebalan," kata Lisa A. Miller, peneliti utama yang juga seorang ahli imunologi.

"Perubahan tersebut menetap dengan sel untuk sepanjang hidup," tambahnya. Selain itu, perubahan paling signifikan terlihat pada mereka yang berusia muda.

Meski tak ada tanda-tanda risiko infeksi lebih besar pada monyet penelitian, namun mereka yang terpapar asap memperlihatkan perubahan besar dalam struktur paru-paru serta membuat fungsi organ tubuh itu berkurang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.