Sukses

5 Cara Orangtua Dukung Kesehatan Mental Anak

Bukan cuma kesehatan fisik orangtua juga perlu mendukung kesehatan mental anak.

Liputan6.com, Jakarta Bukan cuma kesehatan fisik orangtua juga perlu mendukung kesehatan mental anak. Memiliki anak bermental kuat bakal mempermudahnya menghadapi kehidupan.

Dr Hayley van Zwanenberg seorang psikiater anak dan remaja asal Priory Oxford Wellbeing Center, Inggris berbagi hal-hal sederhana yang dapat orangtua lakukan untuk membantu anak dalam mengembangkan kesehatan mental. Berikut ini lima langkah sederhana yang dapat Anda lakukan seperti dilansir dari laman Netdoctor.

1. Rutin berdiskusi dengan anak

Idealnya diskusi antara orangtua dengan anak dapat dilakukan sejak usia dini. Caranya juga bertahap, dimulai dari dengan pengenalan emosi kepada anak. Misalnya, anak menangis karena sedih, katakanlah bahwa Anda mengerti perasaannya yang sedang sedih. Atau jika mereka menginjak-injakkan kaki melampiaskan emosi, katakan sejujurnya bahwa Anda mengerti jika mereka tengah marah.

Seiring bertambah usia pada anak, Anda dapat melanjutkan dengan mengatakan bahwa normal kadang-kadang merasakan sedih lalu mendiskusikan mengapa ia bersedih. Begitu pula ketika mereka marah, tanyakan apa yang menyebabkannya marah.

Ketika usia anak semakin besar, hendaknya terbuka kepada mereka mengenai hal-hal yang terjadi pada Anda dan memberikan contoh yang baik pada mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Selalu hadir ketika anak membutuhkan

Jika anak Anda berbicara mengenai pikiran dan perasaan mereka, hendaknya setiap orangtua sungguh-sungguh untuk mendengarkan. Jauhkan ponsel, lakukan kontak mata, dan fokus hanya untuk mereka.

Berikan dia respons positif bahwa Anda mengetahui jika ia punya kemampuan untuk mengatasi setiap persoalan yang mereka alami. Dengan begitu Anda membuktikan bahwa mereka berkompeten untuk mengatasinya dan mereka tahu bahwa ada orangtua yang dapat diajak berbicara.

3. Pastikan anak tenang

Hayley van Zwanenberg mengatakan ketika mereka berada dalam kondisi pikiran yang emosional, anak tidak dapat mendengarkan arahan dengan baik. Dia tidak bisa melihat sudut pandang orang lain sehingga membuat mereka tidak bisa membuat keputusan.

Jika orangtua yang menghadapi anaknya dalam kondisi ini hendaknya jangan ajak anak untuk berbicara karena tidak mungkin mendengarkan Anda. Bila kondisi emosi anak mulai membaik itulah saat yang tepat untuk saling bicara.

 

3 dari 3 halaman

4. Wajib mencari tahu mengenai kesehatan mental

Hayley van Zwanenberg menyarankan orangtua untuk selalu mencari informasi tentang kesehatan mental anak. Bila ada masalah bisa segera mencari bantuan yang diperlukan.

5. Jangan ragu meminta bantuan

Bila merasa kondisi emosional anak berlangsung berlarut-larut dan insting Anda mengatakan bahwa hal tersebut tidak normal jangan ragu untuk berdiskusi dengan seseorang yang lebih profesional seperti psikolog.

 

Penulis : Eflien Anggelien

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.