Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Coba Bercinta di Malam Pertama, Vagina Mary Mengencang Seperti Dinding Bata

Mary didiagnosis mengalami vaginismus, kondisi di mana vaginanya akan mengencang jika melakukan hubungan seks penetrasi

Liputan6.com, Jakarta Pasangan asal Texas, Amerika Serikat, Mary dan James Staud sangat bersemangat ketika malam pertama pernikahan mereka. Namun, sesuatu yang tidak biasa pada vagina Mary mulai dirasakan saat mereka berhubungan seks.

Wanita 25 tahun itu merasa kesakitan ketika keduanya melakukan hubungan seks penetrasi.

"Rasanya terasa sangat sakit dan seperti ada dinding bata yang menghalanginya masuk ke dalam (vagina)," kata Mary seperti dilansir dari The Sun pada Senin (19/8/2019).

Mary mengungkapkan, sesungguhnya perasaan tak nyaman tersebut pernah dia rasakan sebelum berhubungan seks, yaitu ketika dia menstruasi dan memakai tampon.

"Saya mencobanya, tapi seperti ada tembok di sana dan ketika saya paksakan, itu menyakitkan dan tidak nyaman. Jadi segera saya mengeluarkannya," kata Mary. Bahkan, suatu waktu, dia sempat kesulitan mengeluarkan benda itu dari organ intimnya.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Bisa Pakai Tampon

Setelah menikah dan mencoba berhubungan seks, Mary akhirnya menemui dokter dan didiagnosis kondisi langka bernama vaginismus. Ini berarti vagina yang tiba-tiba mengencang ketika ada sesuatu yang masuk ke dalamnya. Kondisi ini yang membuat penetrasinya terasa menyakitkan.

Para dokter memberitahu bahwa hal tersebut bisa jadi dikarenakan karena kulit yang menghalangi saluran vagina. Sehingga, dia disarankan pengangkatan selaput dara dan kulit berlebih.

Namun, ketika Mary dan James mencoba berhubungan seks lagi setelah operasi, tetap saja aktivitas itu tidak berhasil.

Baru di 2018, pasangan tersebut bertemu dengan terapis fisik untuk melatih otot-otot dasar panggul Mary. Dengan terapi manual itu, dia akhirnya mencoba meregangkan dan mengendurkan otot menggunakan dilator.

"Saya belajar untuk merileksasi dasar panggul sepanjang hari ketimbang melenturkan otot dengan erat," ujarnya.

"Saya juga menerima tusuk jarum kering pada otot-otot di sekitar vagina." Meski menyakitkan, tapi dia merasa itu membantunya untuk mengatur ulang otot-otot organ intimnya.

3 dari 3 halaman

Dukungan Suami

Dukungan suami juga membuatnya berhasil melewati masa-masa depresi dan perawatannya.

"Dia tidak pernah membuat saya merasa buruk tentang saya atau kondisi saya. Dia tidak pernah menekan untuk melakukan hubungan seks," ungkapnya tentang James.

Setelah rangkaian terapi dan perawatan yang dilakukan, pasangan tersebut akhirnya mampu berhubungan seks dengan nyaman untuk pertama kalinya. Walau terkadang, hal itu tetap terasa tak nyaman bagi Mary.

"Dengan komunikasi dan teknik relaksasi, saya bisa melewatinya." Selain itu, mereka saat ini mencoba untuk memiliki buah hati secara biologis meski dokter sempat mengatakan hal itu sulit dilakukan.

"Saat ini kami melakukan hubungan seks seminggu sekali," kata Mary.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.