Sukses

Awas, Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kena Kanker Paru

Ada risiko penyakit di balik polusi udara di sebuah kota, salah satunya kanker paru.

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara masih mengancam DKI Jakarta. Salah satu masalah yang ditakutkan oleh warga adalah penyakit yang ditimbulkannya.

Menurut Konsultan Onkologi Paru Rumah Sakit EMC Tangerang, Eddy Soeratman, polusi udara yang ada di Jakarta kebanyakan berasal dari gas buang kendaraan dan industri. Karbon monoksida yang dihasilkan dari gas tersebut, bisa bersifat karsinogen.

"Tapi karsinogen menginduksi seseorang untuk menjadi kanker jika terpapar berulang-ulang, " kata Eddy ditemui Health Liputan6.com usai seminar "Penatalaksanaan Kanker Secara Terpadu dalam Praktek Sehari-hari" yang diadakan RS EMC Tangerang pada Sabtu (6/7/2019).

Untuk mengurangi dampak karsinogen dari polusi udara, yang harus dijalankan masyarakat adalah gaya hidup sehat dan bersih. Eddy mengatakan, pada orang yang tidak memiliki risiko tinggi kanker paru, pola hidup yang sehat mampu menjaga seseorang dari bahaya kanker akibat polusi.

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Pemprov DKI Jakarta

Untuk mengurangi polusi udara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat agar lebih banyak menggunakan transportasi umum.

Selain itu, langkah lain yang dilakukan pemerintah adalah mempersiapkan alat-alat ukur kualitas udara dan mengendalikan emisi kendaraan bermotor.

“Akan ada uji emisi kendaraan yang beroperasi di Jakarta, baik dari luar Jakarta maupun dari warga Jakarta harus lolos uji emisi. Bila tidak lolos maka akan ada disinsentif berupa pajak dan parkir yang akan lebih mahal,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat kemarin.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah melakukan upaya pencegahan penyakit yang timbul akibat polusi udara.

"Kami berusaha mencakup tiga area utama yaitu faktor gaya hidup, faktor lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan," kata Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta seperti dikutip dari Antara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.