Sukses

Pakar Ungkap Jurus agar Tidak Mudah Termakan Hoaks

Ahli neuroanatomi dan neurosains mengungkapkan sebuah cara agar tidak mudah termakan hoaks.

Liputan6.com, Jakarta Peredaran hoaks (hoax) atau berita bohong tak terbendung lagi di masyarakat. Cukup dengan copy sebuah teks lalu paste, sebuah hoaks akan dengan mudahnya tersebar di pesan chatting grup dalam hitungan menit. Lalu, bisakah kita tidak 'termakan' hoaks?

Menurut ahli neuroanatomi dan neurosains Taufiq Pasiak caranya adalah dengan jeda saat mendengar atau membaca sebuah informasi.

"Saat mendengar informasi harus mengambil jeda, tidak boleh untuk mengambil respons cepat, kecuali itu sesuatu yang mengancam misalnya diancam oleh binatang buas," kata Taufiq dalam sebuah wawancara di FX Plaza Jakarta ditulis Sabtu (2/3/2019).

Saat mengambil jeda itu, biarkan diri untuk menganalisis, apakah informasi tersebut benar atau tidak. Bila perlu mencari sumber yang sahih.

"Tapi ini memang butuh latihan, kita butuh skill," tuturnya lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenapa orang mudah percaya hoaks?

 

Di kesempatan yang sama Taufiq juga menjelaskan bahwa ada dua alasan mendasar mengapa seseorang bisa percaya pada hoaks. Pertama, ada perasaan tidak aman atau nyaman. Terkadang, perasaan tidak nyaman ini diciptakan sendiri.

Kedua, dalam situasi ketika manusia terancam, tertekan atau takut yang berkaitan dengan dirinya akan ia percayai.

"Sama seperti ketika orang berada di lautan dan tidak bisa berenang, apapun dipegang agar bisa selamat," tutur Taufiq.

Informasi pertama akan lebih memengaruhi dirinya walaupun itu hoaks. Bila ada informasi tambahan terkait hal itu, biasanya ia sulit untuk percaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini