Sukses

5 Sinyal Anda dan Dia Belum Siap Menikah

Selama beberapa tahun, para pakar mengenali beberapa tanda bahaya yang menunjukkan seseorang belum siap menikah.

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan disebut sebagai salah satu kunci kebahagiaan dalam hidup. Namun, banyak hal yang perlu dipersiapkan agar pernikahan tak berujung perceraian.

Sebetulnya ada beberapa tanda yang bisa dijadikan pegangan apakah seseorang telah siap menikah atau belum. Hal tersebut diungkap oleh psikolog Jessica Griffin, salah satu pakar hubungan yang didapuk menjadi panelis acara reality show Married at First Sight.

Griffin yang telah bergabung selama tiga musim dalam reality show tersebut sebagai mentor para pasangan yang akan menikah mengatakan, "Kami melakukan pemeriksaan latar belakang secara ekstensif untuk membantu para pasangan menemukan cinta yang langgeng."

Selama beberapa tahun, para pakar mengenali beberapa tanda bahaya yang menunjukkan seseorang belum siap menikah.

"Jika Anda tak bersedia untuk berusaha dalam hubungan atau menjadi fleksibel, atau meminta maaf, maka itu adalah tanda bahaya," ujar Griffin.

Tanda lainnya bahwa seseorang belum siap menikah adalah kesulitan mengutarakan emosi. "Tak semua orang bisa mengungkapkan perasaan mereka. Tapi bila seseorang sulit diajak bicara, itu adalah pertanda buruk," ujar sosiolog Pepper Schwartz yang juga termasuk dalam panelis.

Tak cuma itu, tubuh pun bisa mengirimkan sinyal bahwa Anda belum siap menikah. Tanda-tanda yang dirasakan tubuh bisa berupa sakit kepala, sakit perut, atau peasaan tak bisa tenang dan menjadi diri sendiri di dekat orang tersebut patut diwaspadai.

Melansir laman New York Post, Rabu (23/1/2019), berikut tanda-tanda yang menunjukkan seseorang belum siap menikah.

1. Mereka bersikap kritis terhadap Anda

Griffin mengatakan, setiap orang tentu pernah mengkritik pasangannya. Bila kritik yang dilontarkan sering terjadi dan Anda merasa dipermalukan dengan kritik itu, sebaiknya mulai waspada.

"Kita semua senang menggoda, seperti misalnya mengomentari hasil masakan pasangan," ucap Griffin.

Namun, hal itu berbeda dengan membicarakan berat badan di depannya atau mengkritik secara cara mereka berpakaian.

"Itu bukan mengenai tujuan (dari kritik yang dilontarkan), melainkan dampak dari kritik itu. Mereka mungkin tak bermaksud menyinggung perasaan Anda tapi ini bisa berdampak Anda merasa insecure dan menyangsikan diri sendiri," lanjutnya.

Untuk mengatasi hal itu, beri tahu pasangan secara baik-baik dan jelas akan apa yang Anda rasakan.

"Lakukan hal itu ketika Anda sudah tidak emosi. Ini agar Anda memiliki waktu untuk mencerna dan memutuskan apakah kondisi itu hanya merupakan reaksi berlebih atau menunjukkan selera humor yang buruk dan pola dari pasangan," Griffin menjelaskan.

Bila pasangan tak juga berhenti mengkritik, Anda bisa mencoba mencari bantuan profesional atau mempertimbangkan untuk melanjutkan hubungan atau tidak.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bayang-bayang mantan

2. Masih ada bayang-bayang mantan

"Memiliki hubungan yang belum sepenuhnya berakhir dengan masa lalu adalah masalah serius," ujar pemuka agama Roberson yang juga anggota panel mentor.

Ini bukan berarti Anda tak bisa berteman dengan mantan, melainkan pasangan baru yang akan Anda nikahi harus benar-benar merasa nyaman dengan posisi mantan dalam hidup Anda.

"Jika mantan Anda tidak bisa berteman baik dengan orang yang akan Anda nikahi, sebaik hubungan Anda dengan mantan. Maka sebaiknya coret mantan dari hidup Anda," ujar Roberson.

"Anda tak perlu menyingkirkan semua teman, cukup teman yang pernah ada hubungan spesial dengan Anda saja," lanjutnya.

3. Selalu jadi pihak yang mengakhiri hubungan

"Banyak kejadian dalam hidup dan seringkali perpisahan tak terhindarkan, Anda tak bisa menyalahkan seseorang untuk itu. Tapi jika mereka selalu menjadi pihak yang memutuskan hubungan, ini menjadi sinyal," kata sosiolog Pepper Schwartz.

Menurut Schwartz, bukan akhir hubungannya yang perlu diwaspadai, melainkan bagaimana individu tersebut memulai perpisahan.

"Bagaimana cara mereka memaknai apa yang telah dilalui dalam hidup? Apakah dia selalu menganggap mantan pasangannya yang gila? Karena tak banyak orang gila atau terlalu gila untuk diajak memulai hubungan, bukan?" jelas Schwartz.

Bila invidu yang akan Anda nikahi tak merasa mengetahui perannya dalam hubungan yang telah kandas itu dan mengambil pelajaran, itu adalah tanda dia belum siap menikah. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

3 dari 4 halaman

Menganggap Anda terlalu sempurna

4. Menganggap Anda terlalu sempurna

Berhati-hatilah bila pasangan Anda selalu memuji Anda sebagai sosok yang sempurna.

"Kamulah sang putri. Kamu adalah sosok terbaik di dunia. Aku tak pernah bertemu seseorang yang begitu penyayang, murah hati, dan secerdas dirimu," pujian semacam itu kerap kali berdampak negatif, menurut Schwartz.

Sosiolog itu mendorong agar semua orang jujur akan kekurangan mereka. "Kita punya hal-hal yang perlu sangat dimaklumi oleh orang lain yang hidup bersama kita.

 

4 dari 4 halaman

Ragu akan kesetiaannya

5. Kesetiaan mereka diragukan

Selingkuh tentu jadi bahaya besar dalam pernikahan. Tapi Roberson mengatakan, perilaku-perilaku yang membuat suami/istri mempertanyakan kesetiaan Anda juga sama berbahayanya.

"Ketika bicara mengenai menikahi atau bersatu dengan seseorang seumur hidup, Anda harus memiliki kedewasaan emosional untuk menjalani hidup monogami," ujarnya.

"Saya selalu percaya jika seseorang menunjukkan potensi untuk tidak setia sebelum menikah, maka mereka pun cenderung tidak setia setelah menikah."

Flirting di media sosial seperti Instagram juga menjadi sinyal serius. "Media sosial sangat baik untuk menjalin pertemanan, tapi buruk bagi pernikahan," ucap Roberson.

Juga waspadai bila calon pasangan memuji orang lain secara berlebihan di media sosial atau sembunyi-sembunyi berhubungan melalui telepon atau pesan singkat.

"Bila Anda melihat sinyal-sinyal itu pada orang yang akan Anda nikahi, sebaiknya hentikan niat."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.