Sukses

Kenaikan Suhu Tingkatkan Risiko Bangkitnya Penyakit Kuno Mematikan

Profesor ini percaya perubahan iklim dan kenaikan suhu bisa membuat penyakit kuno seperti Maut Hitam kembali menyerang manusia

Liputan6.com, Jakarta Perubahan iklim dan kenaikan suhu dipercaya bisa membangkitkan kembali berbagai penyakit kuno, termasuk Black Death atau Maut Hitam. Hal tersebut diyakini oleh seorang profesor dari Universitas Oxford.

Melansir New York Post pada Rabu (17/10/2018), kenaikan suhu global yang lebih tinggi akan melelehkan lapisan es yang menyimpan bakteri yang sudah lama. Ini dapat menyebarkan penyakit dan berpotensi menyebabkan pandemik baru secara global.

Profesor Peter Frankopan memaparkan prediksi spekulatif tersebut di Cheltenham Literary Festival pada Jumat lalu. Dia mengatakan, tidak benar-benar ada peluang bagi komunitas internasional, untuk mencapat target Kesepakatan Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius.

"Jika kita bicara tentang perubahan suhu, ini bukan soal Maladewa yang lebih sulit dikunjungi saat liburan atau migrasi penduduk, ini tentang apa yang terjadi ketika permafrost ( tanah yang berada di titik beku pada suhu 0 derajat Celcius) tidak terbebas dan pelepasan agen biologis yang telah terkubur selama ribuan tahun," ujar Frankopan yang merupakan profesor sejarah global itu.

Hal ini bisa membuat bakteri kuno seperti penyebab Maut Hitam akan dilepaskan kembali ke ekosistem bumi.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus ditanggapi lebih serius

Akan ada risiko besar populasi dunia yang terkena penyakit yang sulit tertangani itu. Maut Hitam sendiri menyebar saat Abad Pertengahan karena kenaikan suhu bumi. Frankopan memberikan gambaran mengenai bagaimana perubahan iklim dan kenaikah suhu bumi bisa membangkitkan kembali bakteri kuno itu.

"Misalnya di tahun 1340-an, pergerakan 1,5 derajat pemanasan atmosfer Bumi, mungkin karena semburan matahari atau aktivitas gunung berapi, mengubah siklus bakteri pestis Yersinia," paparnya.

Menurutnya, perbedaan 1,5 derajat itu memungkinkan mikroba kecil berkembang menjadi penyebab Maut Hitam. Dia mengatakan, isu ini harus ditanggapi dengan lebih serius daripada kenaikan permukaan laut atau kekeringan.

Mengutip Mayo Clinic, Maut Hitam atau sering disebut Plague, adalah infeksi bakteri serius yang ditularkan oleh kutu. Penyakit ini sangat mematikan selama Abad Pertengahan. Penderitanya sering mengalami kelenjar getah bening yang membengkak dan lunak (disebut buboes) di selangkangan, ketiak, dan leher. Ini juga mempengaruhi paru-paru dan menular.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.