Sukses

Belajar dari Gempa Lombok, Begini Cara Atasi Trauma pada Anak

Berikut beberapa tips untuk membantu mengurangi trauma pada anak-anak usai melewati bencana alam.

Liputan6.com, Jakarta Ingatan akan terjadinya bencana pada anak-anak dapat bertahan lama. Bencana dapat berdampak bagi psikologis anak jangka panjang. 

Terjadinya bencana alam seperti gempa Lombok pada Minggu (5/8/2018) malam seringkali meninggalkan trauma bagi korban, terutama bagi anak-anak.

Berikut beberapa tips untuk membantu mengurangi trauma pada anak-anak, mengutip berbagai sumber.

1. Yakinkan bahwa Anda mencintai mereka

Meyakinkan pada anak-anak bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka dan bahwa semua akan baik-baik saja akan membantu mereka merasa lebih tenang. Komunikasi terbuka sangat penting. Jangan memarahi anak saat mereka menangis, mereka mungkin akan tertutup dan membuat pemulihan lebih sulit.

2. Biarkan dia mengekspresikan perasaannya

Biarkan anak-anak mengekspresikan perasaan mereka dengan cara apa pun. Seperti berbicara tentang perasaan dan ketakutan mereka, atau mereka dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara lain, seperti melalui bermain, menggambar atau melukis. Hal ini dapat mengalihkan rasa cemasnya.

3. Perhatikan gejala stres

Beberapa anak mengalami reaksi lebih, seperti kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, takut tidur sendiri, mimpi buruk, menangis terus-menerus bahkan sampai menarik diri dari orang lain. Anda perlu memantau gejala tersebut untuk mengetahui apakah mereka semakin memburuk atau membaik usai mengalami bencana alam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajak anak bicara

4. Ajak anak bicara menegani hal yang terjadi

Berdiam diri menunjukkan bahwa apa yang telah terjadi terlalu mengerikan untuk dibicarakan. Anak-anak melihat dan mendengar lebih dari yang disadari orang dewasa, sehingga anak-anak mungkin memahami lebih dari yang Anda harapkan. Mengajaknya berbicara akan membuat anak merasa lebih baik.

5. Beri jawaban sesuai usia

Anak-anak mungkin mengajukan pertanyaan yang sama atau menceritakan kisah yang sama berulang kali. Jawab pertanyaan anak dengan jujur, tetapi sesuaikan dengan usia mereka supaya anak tidak merasa ketakutan dengan kondisi yang sebenarnya.

6. Hindari menonton tayangan terjadinya bencana

Menonton terjadinya bencana di televisi dapat memperkuat trauma anak-anak. Apa yang ditampilkan di televisi dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan pada anak. Sehingga menghindarinya adalah cara terbaik.

7. Beri contoh yang baik

Ingat bahwa anak-anak memperhatikan Anda untuk melihat bagaimana Anda bereaksi dan menanggapi situasi tersebut. Ini adalah kesempatan untuk menjadi teladan bagaimana cara mengatasi dan bagaimana merencanakan masa depan. 

 

Penulis: Nita Utami

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.