Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Hati-hati Berbagi Foto, Ancaman Balas Dendam Pornografi Mengintai

Kini, balas dendam pornografi sedang melanda di Australia.

Liputan6.com, Jakarta Anak-anak kini mudah mengakses internet. Mereka bebas mencari atau mengunggah apa pun. Namun, sebaiknya hati-hati dalam berbagi foto. Apalagi jika orang asing meminta foto yang tak lazim, seperti foto telanjang. Kini, balas dendam pornografi sedang melanda Australia.

Aparat penegak hukum menerima banyak keluhan terkait balas dendam pornografi pada anak berusia 11 tahun.

News Corp Australia mengungkapkan keseluruhan masalah di kalangan remaja, dengan 1 dari 4 remaja berusia 14 sampai 17 tahun mengalami setidaknya satu sexting/sextortion/ balas dendam perilaku porno dalam 12 bulan terakhir.

Kantor Komisaris eSafety menugaskan dilakukannya penelitian nasional pertama tentang bahaya anak-anak online di Internet. Hasilnya menunjukkan gadis remaja tiga kali lebih mungkin ketimbang anak laki-laki memberikan gambar telanjang. Dan 62 persen kasus penyalahgunaan menggunakan aplikasi bertukar pesan Snapchat.

Yang mengkhawatirkan, penelitian tersebut menunjukkan separuh dari semua remaja mendapat permintaan gambar telanjang dari orang asing, AdelaideNow, Minggu (29/10/2017).

Penelitian yang melibatkan 1.424 remaja berusia 14-17 tahun ini dilakukan bersamaan dengan Selandia Baru dan Inggris, yang juga menemukan jenis perilaku seks yang serupa di kalangan remaja. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kaum muda belum mengerti dampaknya

Menariknya, sekitar 90 persen remaja di seluruh negara menganggap orang lain seusianya terlihat sexting.

Dalam sebuah kasus, seorang gadis berusia 11 tahun mengirim gambar telanjang melalui Snapchat ke seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di sekolahnya. Gambar itu disimpan dan kemudian dibagi di sekitar sekolah dan membuat akun Instagram palsu untuk mempermalukan gadis itu.

Seorang korban berusia 14 tahun juga baru-baru ini meminta bantuan setelah dia mengirim foto telanjang ke orang asing di India.

Dia berhenti mengirim gambar saat orangtuanya tahu. Tapi orang asing itu, yang diduga seorang pria berusia 15 tahun, mengatakan jika korban tidak mengirim lebih banyak foto maka akan mengirimkannya ke semua temannya.

Julie Inman Grant, eSafety Commissioner mengatakan kaum muda sering tidak mengerti akibat dari mengunggah sesuatu secara online.

"Mereka belum dapat sepenuhnya memahami dampak jangka panjang dari tindakan online mereka," katanya.

"Karena pertukaran gambar intim terus menjadi perilaku 'normal' di kalangan pemuda, kita perlu mendidik tentang risiko mengirim dan berbagi materi ini, dan bagaimana mengelola risiko ini," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.