Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Hati-Hati, Pernikahan Tanpa Sex Itu Ada

Banyak orang berpikir, kalau sudah menikah pasti punya kehidupan seks. Sayangnya, banyak pernikahan berlangsung tanpa seks.

Liputan6.com, Jakarta Hilangnya aktivitas seksual di kehidupan rumah tangga menjadi momok bagi setiap pasangan. Pembicaraan mengenai seks yang masih dianggap tabu - bahkan bagi pasangan itu sendiri - semakin mempersulit pasangan mendapatkan solusi terbaik, atau sekedar berbagi.

Padahal, beberapa penelitian mengungkap fakta yang mengejutkan mengenai kadar aktivitas seksual ini. Melansir dari laman Prevention, Kamis (7/9/2017), The New York Times mengungkapkan penemuan kata kunci “sexless marriages” (pernikahan tanpa seks) di Google adalah topik yang banyak dibicarakan.

The Guardian juga melaporkan penelitian Georgia State University bahwa 15 persen pasangan yang menikah tidak melakukan hubungan intim selama 12 bulan. Artinya, sexless marriage itu memang hadir di antara banyak pasangan.

Sexless marriage mungkin bisa berbeda arti untuk beberapa orang. Pada beberapa orang, sexless marriage berarti tidak pernah melakukan hubungan seks, tapi bagi pasangan lain bisa berarti hubungan intim yang merenggang atau bahkan menghilang.

Kehidupan rumah tangga dengan segala problematikanya--anak, tagihan, keluarga besar, atau yang bersifat psikologis seperti penolakan--bisa menjadi salah satu pemicunya.

Namun yang paling memperparah keadaan ini adalah bahwa kala pasangan memilih untuk tidak membicarakan hilangnya seks karena rasa malu, terlanjur marah, ego untuk menyalahkan pasangan, atau rasa frustasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perubahan ritme hubungan

Perubahan romantisme kehidupan dari masa pacaran, pernikahan masa awal sampai usia pernikahan yang lama, pasti terjadi pada setiap pasangan. Ditambah lagi dengan banyaknya perubahan kegiatan sehari-hari yang akhirnya mempengaruhi kebiasaan seksual.

Coba Anda ingat, kapan terakhir Anda menggoda pasangan Anda? Atau saling berbagi fantasi seksual bersama?

Menelantarkan problem ini berkepanjangan tentu berbahaya bagi kehidupan rumah tangga. Namun beraksi hanya menyalahkan pasangan, menudingnya dengan dugaan-dugaan, hanya memperparah suasana. Coba untuk kembali mengungkapkan hasrat terhadap pasangan.

Tidak perlu langsung dengan cara yang ekstrim, cukup mulai dengan sentuhan, perasaan, dan kasih. Awalnya memang cukup sulit.

Rasa canggung untuk mulai memberi perhatian dengan situasi yang sudah terlanjur “dingin” atau malu untuk memulai akan terasa berat di awal. Tapi jangan lupa, mungkin saja pasangan merasakan hal yang sama.

 

 

3 dari 3 halaman

Mencoba jujur

Cobalah untuk jujur dan tentu saja menghormati pasangan Anda. Ingat bagaimana perasaan Anda saat masih menjadi temannya yang asyik untuk diajak diskusi ataupun bermesraan. Utarakan kesulitan pada pasangan betapa sulitnya mengungkapkan perasaan Anda dengan situasi “dingin” tersebut.

Cari waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati. Berbicara mengenai masa depan rumah tangga mungkin akan mengingatkannya akan betapa berartinya pasangan Anda, yang kemudian membuatnya merasa dihargai.

Namun juga jangan berharap permasalahan ini dapat selesai dalam waktu singkat. Biarkan proses ini berjalan tanpa ada tekanan dari masing-masing pasangan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.