Sukses

Bunga Mawar dan Harum Bukhur Sambut Jemaah Tiba di Makkah

Jemaah calon haji yang tergabung dalam kloter 8-UPG Makassar kembali tiba di Makkah pada Jumat 25 Juni 2022, sore

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji yang tergabung dalam kloter 8-UPG Makassar kembali tiba di Makkah pada Jumat 25 Juni 2022, sore. 

Setangkai bunga mawar, seteguk air zam zam, hingga harumnya bukhur menyambut kedatangan mereka.

Wajah lelah dan bahagia terpancar dari jemaah begitu turun dari bus yang membawa mereka dari Jeddah. Satu per satu jemaah lalu masuk ke dalam hotel yang telah disediakan untuk tinggal di Makkah. 

Petugas dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun sigap membantu. Tas jinjing bawaan yang berat langsung dibawa.

Dari sekian ratus jemaah calon haji yang masuk hotel, terlihat beberapa jemaah yang mengambil tanah di depan hotel. Ada pula jemaah yang melakukan sujud syukur dan berdoa.

Seorang jemaah bernama Muhammad Ali mengatakan, dia mengambil tanah pasir di depan hotel begitu turun dari bus untuk harapan keselamatan. Ali gembira bisa kembali ke Tanah Suci.

"Saya umrah 2017, bisa balik tanah suci berhaji alhamdulillah," kata dia.

Pegawai hotel dan petugas PPIH terus mengawal kedatangan mereka. Jemaah diimbau untuk tidak terburu-buru menaiki anak tangga menuju hotel.

Begitu sampai di anak tangga paling atas, setangkai bunga mawar langsung diberikan, kemudian air zamzam dan kurma.

Rombongan jemaah kemudian dikumpulkan di lobi hotel sebentar dan kemudian naik lift untuk masuk ke dalam kamar yang telah disediakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beragam Karakter

Kepala Sektor 2 Syisyah Daker Mekah Lutfi Yunus di hotel Shafa Al Murjan, Makkah mengatakan, masyarakat di Indonesia yang tiba di Tanah Suci punya karakter yang beragam terutama mengenai religiusitasnya.

"Misalnya karakter masyarakat dari katakanlah UPG, mereka datang itu menghargai tanah haram, mereka bangga dengan Makkah. Mereka datang dari daerahnya, pamit dengan keluarganya mereka akan melaksanakan ibadah haji. Bahwa di pemahaman semua orang, Makkah ini kota suci," kata dia.

"Sehingga tidak jarang mereka yang datang ini langsung sujud syukur di depan hotel setelah turun di bis. Dan itu sangat kita hargai bagaimana nilai penghargaan secara religi terhadap penyelenggaran ibadah haji luar biasa," ucap Lutfi.

Selain itu, para jemaah telah menunggu bertahun-tahun hingga akhirnya diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah haji.

"Kita sangat hargai dalam menyikapi nilai agama. Religi yang mereka pahami. Minum zam zam saja sangat hargai, duduk," kata dia.

Dia mengatakan, bila pun ada jemaah yang sampai merendam pakaiannya di air zam zam, hanya semata mata ingin merasakannya karena dianggap membawa berkah.

"Ritual seperti itu, semata mata mereka merasakan air zam zam, harus membekas di pakaian saya, membekas di diri saya. Saya rendam pakaian saya, saya rendam ihram saya, setelah itu saya bawa ke tanah air. Itu mungkin akan membawa suatu berkah," tandas Lutfi.

3 dari 3 halaman

Cuaca di Makkah di Atas 40 Derajat Celsius, Jamaah Jangan Lupa Minum Sebelum Hau

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Mukhammad Khanif mengimbau jemaah calon haji untuk selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari. Jemaah juga diminta untuk selalu minum air. Sebab, suhu rata-rata di Makkah di atas 40 derajat Celsius.

"Suhu udara di Kota Makkah rata-rata di atas 40 derajat Celsius, sehingga kita imbau kepada jemaah haji agar selalu menggunakan pelindung dari paparan langsung sinar matahari, seperti payung dan sebagainya. Dan yang penting jemaah selalu bawa botol minum dan minum sebelum haus untuk menghindari dehidrasi," kata Khanif di Kantor Daker Makkah, Rabu (22/6/2022).

Dia juga mengingatkan jemaah agar tidak lupa dengan alas kaki bila hendak pergi beribadah ke Masjidil Haram.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.