Sukses

Senandung Marhaban Bukti Setia Mak Cum dan Kakek Mahmud di Tanah Suci

Kakek Mahmud dan Mak Cum merupakan anggota Kloter 13 Embarkasi Ujung Pandang (UPG) asal Maluku Tengah.

Liputan6.com, Jeddah - Pasangan jemaah haji bak Romeo dan Juliet, Mahmud Sopamena (87) dan istrinya, Karsum Litiloli (75) sempat menarik perhatian di awal pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Keduanya enggan terpisahkan dan selalu ingin bersama.

Kini, pasangan suami istri yang dipanggil dengan Kakek Mahmud dan Mak Cum telah kembali ke Tanah Air. Keduanya merupakan anggota Kloter 13 Embarkasi Ujung Pandang (UPG) asal Maluku Tengah.

Saat ditemui di Bandara King Abdulaziz sebelum bertolak ke Tanah Air, Senin (27/8/2019), sedikit beda, kedua warga Desa Kulur, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah ini tampak tak bersama.

Mak Cum tampak sendirian. Dengan hanya ditemani jemaah haji lain dari Kloter 13 UPG. Setelah sebelumnya bersama rombongan naik bus dari Makkah.

Sementara sang suami, Kakek Mahmud kali ini diantar menggunakan ambulans oleh petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ke bandara. Hal itu melihat kondisinya yang sakit.

"Kakek Mahmud diantar oleh KKHI dengan ambulans langsung dari Aziziah, Makkah ke bandara sini," kata petugas Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) Kloter 13 Embarkasi Ujung Pandang (UPG), Jusman Rivay Rumra.

Kakek Mahmud ternyata menjadi salah satu jemaah haji yang disafariwukufkan saat di Arafah.  Bahkan pasca prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), kondisi kesehatan Kakek Mahmud semakin lemah. Karena itu, petugas kloter kembali merujuknya ke KKHI Makkah.

Tak seperti di awal kedatangan, Kakek Mahmud yang kerap keluar masuk KKHI lebih penurut. Ternyata ini berkat perkataan Mak Cum yang selalu berusaha menenangkan Kakek Mahmud. "Katanya kalau mau pulang harus tenang, sabar," jelas Jusman.

 

 

Jusman Rivay mengaku sebenarnya telah mengajukan tanazul (mutasi antarkloter) ke Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar Kakek Mahmud dan Mak Cum bisa pulang lebih awal dari jadwa semula.

Namun Mak Cum menolak tanazul. Dengan alasan ingin bersama teman-teman jemaah haji lainnya. Ini pun atas saran sang anak di Tanah Air.

"Kata Mak Cum, kalau kamu seng (tidak) mau urus (Kakek Mahmud), biar beta yang urus (kalau kamu nggak mau urus, biar saya yang urus). Itu jawaban Mak Cum untuk kita, ya sudah mau tak mau harus kita batalkan," tutur dia.

Meski terbata-bata, Mak cum sempat bercerita kondisi sang suami selama di Tanah Suci. Tentang bagaimana dia berusaha selalu menenangkan suaminya.

"Saya bilang, sabar kalau di tanah Makkah tidak boleh ribut. Harus nurut. Dia jawab elo (iya)," ujar Mak Cum.

Kondisi kesehatan Mak Cum sehat selama di Tanah Suci. Dia bisa mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji sendiri.

Seraya tetap mengurus kebutuhan Kakek Mahmud. Seperti menyuapi makan dan menenangkan Kakek Mahmud saat dirinya mau pergi beribadah.

"Kakek sudah mau makan nasi. kalau saya pergi ada jemaah laki-laki yang menjaga kakek," lanjut Mak Cum.

Ternyata, ada kebiasaan yang dilakukan Mak Cum kepada Kakek Mahmud saat hendak tidur selama di Tanah Suci. Dia selalu meletakkan tangan di dada suaminya sambil menggumamkan senandung marhaban. Senandung ini yang bisa membuat Kakek Mahmud tertidur dan tenang.

Sadar sulit terpisahkan, Mak Cum dan Kakek Mahmud kembali disatukan dalam kursi pesawat.

Dengan duduk berdampingan, pasangan ini tetap bisa berdekatan dan bergandengan tangan. Harapannya, Kakek Mahmud tenang dalam perjalanan menuju kampung halaman.

 "Nanti sudah dijemput keluarga di Makassar," kata Mak Cum yang membawa pulang oleh-oleh buah kurma, baju, coklat, dan bukhur.

Tonton Video Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.