Sukses

Kisah Shweta Katti, `Gadis Lokalisasi` Peraih Beasiswa ke AS

Tinggal di ruang bobrok di atas rumah bordil, Katti juga pernah jadi korban pelecehan seksual. Kini, ia mengejar mimpi kuliah di AS.

Hidup sama sekali tak mudah bagi Shweta Katti. Gadis 18 tahun itu tinggal dan tumbuh besar di lokalisasi terbesar di Mumbai, di ruang darurat di atas sebuah rumah bordil. Situasi yang ia hadapi sehari-hari membuatnya sulit belajar, apalagi fokus soal masa depannya.

"Waktu masih muda, sangat sulit bagiku untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang kuhadapi," kata Katti seperti dimuat CNN. "Bahkan, ada banyak pria yang sering mengajakku tidur bersama."

Trauma juga jadi bagian hidup Katti. Ia mengalami pelecehan seksual, saat berusia 11 dan 12 tahun. Sulit baginya untuk melepaskan diri dari pengalaman buruk itu.

Namun, inspirasi dari ibunya, dan bantuan dari lembaga amal setempat, Katti kini lebih optimistis. Apalagi, baru-baru ini ia memenangkan beasiswa ke Bard College, New York, Amerika Serikat. Ia akan memulai kuliah musim gugur ini.

"Aku sama sekali tak ada bayangan, apa yang akan aku alami di sana, tapi aku sangat bersemangat," kata dia. Ini akan jadi pengalaman baru untukku: tempat baru, orang baru, budaya baru."

Inspirasi dari Ibu

Meski hidup di lokalisasi, tinggal di lingkungan pekerja seks komersial (PSK) dan para mucikari, Katti mengaku mendapat kekuatan luar biasa dari ibunya.

"Ibuku adalah inspirasiku. Ia salah satu yang terus mendorongku dan terus mengatakan, 'hidupmu akan lebih baik, karena kau luar biasa'," kata Katti. "Juga para PSK yang berada di sekitarku. Sebab, ibuku biasa pergi kerja di pabrik pukul 09.00, dan kembali malam pukul 19.00. Aku terbiasa menghabiskan waktu dengan mereka. Karena ibuku, dan para PSK aku menjadi seperti ini," kata dia.

Katti ingin belajar psikologi. Agar bisa membantu para perempuan yang ada di kampung halamannya. Gadis berkacamata itu juga berharap, kisahnya menginspirasi anak-anak lain, yang terpaksa tinggal di lokalisasi, untuk setidaknya berani bermimpi. Lalu, meraih impiannya.

"Setiap gadis memiliki sesuatu dalam dirinya sendiri ... Jika diberi kesempatan, semua orang bisa melakukan seperti apa yang kulakukan," katanya. "Tak ada hal supranatural dalam diriku, aku hanya beruntung mendapat kesempatan."

Sementara, ibu Katti mengatakan, ia terpaksa membesarkan anak-anaknya di atas rumah bordil. Sebab, hanya di situ ia bisa membayar sewa. Namun, ia terus memimpikan dan mendoakan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya.

"Sejak putriku lahir, aku ingin ia bisa membaca dan menulis," kata dia. "Aku tak ingin ia menjalani hidup seperti aku." Dan kini, harapannya terwujud.

Pengalaman hidup Katti yang luar biasa menjadi perhatian global. Newsweek memasukkannya dalam daftar 25 perempuan luar biasa yang berusia di bawah 25 tahun.

Dan pencapaiannya mungkin tak akan mungkin dicapai tanpa bantuan Kranti, lembaga amal yang memberdayakan perempuan di lokalisasi Mumbai.

"Orang-orang melihatnya dan berpendapat, 'kasihan, mereka adalah korban. Mereka menderita dan mengalami hidup yang mengerikan," kata pendiri Kranti,  Robin Chaurasiya. "Tapi faktanya, orang-orang yang mengalami situasi semacam ini, kehidupan sedemikian keras, menurutku, mereka bisa jadi pemimpin luar biasa." (Ein/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.