Liputan6.com, Berlin - Ratusan warga Jerman yang bekerja di sektor pendidikan dan kebudayaan akan diusir dari Rusia bulan Juni 2023 mendatang, kata kementerian luar negeri Jerman.
Pengumuman itu mengonfirmasi sejumlah laporan media bahwa Rusia telah memutuskan untuk membatasi jumlah karyawan WN Jerman mulai awal Juni.
Baca Juga
Mereka yang diusir termasuk guru di sekolah Jerman di Moskow dan staf di institut budaya Jerman, Goethe Institute.
Langkah ini menyusul pengusiran diplomat dan hubungan yang semakin tegang antara Rusia dan Jerman di tengah Perang di Ukraina, demikian seperti dikutip dari BBC (28/5/2023).
Bulan lalu, Rusia dan Jerman saling menyatakan 40 karyawan kedutaan masing-masing sebagai persona-non-grata, istilah diplomatik untuk 'orang yang tak disukai' oleh negara tuan rumah dan mengusir mereka.
Surat kabar harian Jerman Süddeutsche Zeitung melaporkan bahwa pengusiran terbaru Juni nanti akan memengaruhi sejumlah karyawan hingga diplomat.
"Keputusan sepihak itu tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat dipahami. Pemerintah Federal ingin memastikan kehadiran (warga Jerman) minimum di Rusia sambil juga mempertahankan kehadiran diplomatik," kata surat kabar itu mengutip pernyataan kementerian luar negeri Jerman.
Dalam membuat keputusan tentang jumlah maksimum orang Rusia di Jerman, kementerian tersebut mengatakan akan bertujuan untuk memastikan keseimbangan nyata dalam praktiknya.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
Negara Uni Eropa Usir Diplomat Rusia
Beberapa negara Uni Eropa telah mengusir diplomat Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina. Lebih dari 40 diplomat yang dicurigai sebagai mata-mata diusir dari empat negara Uni Eropa pada Maret 2022.
Rusia dan Jerman pernah berbagi hubungan ekonomi dan budaya yang mendalam. Namun semua berubah setelah Rusia menyerang Ukraina.
Kanselir Olaf Scholz merevolusi kebijakan luar negeri Jerman dengan meningkatkan pengeluaran militer dan berkomitmen untuk mengirim senjata langsung ke Ukraina.
Scholz menepati janjinya. Ketika, pada bulan Januari, Jerman mengumumkan akan mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina, Rusia menuduhnya mengabaikan "tanggung jawab historisnya terhadap Rusia" yang timbul dari kejahatan Nazi dalam Perang Dunia Kedua.
Scholz tak menghiraukan protes Rusia. Awal bulan Mei 2023, ia berjanji untuk mendukung Ukraina "selama diperlukan", menjanjikan senjata senilai €2,7 miliar (£2,4 miliar).
Jerman juga bekerja keras untuk mengakhiri ketergantungannya pada gas Rusia berkat operasi pembelian yang panik dari negara lain dan pembangunan terminal impor pertama untuk gas alam cair (LNG).
Dengan pengusiran diplomat dan pekerja budaya dan pendidikan, hubungan yang tersisa antara Rusia dan Jerman akan semakin tegang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement