Liputan6.com, Seoul - Pasukan Amerika Serikat Korea (USFK) pada Jumat (24/3) mengatakan telah melakukan pelatihan pertama pengerahan peluncur "jarak jauh" sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan (Korsel).
Militer AS memublikasikan satu set foto pelatihan pada Minggu, beberapa jam setelah media pemerintah Korea Utara (Korut) melaporkan negara itu melakukan latihan yang melibatkan drone serangan bawah air dan peluncuran rudal jelajah awal pekan ini.
Baca Juga
Penampakan Pintu Darurat Pesawat Asiana Airlines yang Terbuka di Udara
Aktris Song Ji Hyo Bakal Jumpa Fans Hari Ini di Acara Glow With Jihyo: Fanconcert Persembahan Brand Skincare Asal Korea Selatan
Insiden Penumpang Buka Pintu Darurat Pesawat Asiana Airlines, Pelaku Terjerat Pelanggaran UU Penerbangan
"Pelatihan pasukan THAAD kami meningkatkan kesiapan tempur unit, postur pertahanan gabungan dalam aliansi, menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung dan mempertahankan ROK dan semakin memperkuat keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata USFK dalam sebuah rilis pers.
ROK merupakan singkatan dari nama resmi Korea Selatan, Republik Korea.
Latihan berlangsung bersamaan dengan latihan reguler Freedom Shield Korsel-AS yang berlangsung selama 11 hari dan berakhir pada Kamis (23/3) --Yonhap mewartakan dikutip dari Antara, Minggu (26/3).
Penggunaan peluncur jarak jauh sejalan dengan program peningkatan militer AS yang dirancang untuk merampingkan dan mengintegrasikan sistem pertahanan rudal THAAD dan Patriot ke dalam satu program untuk operasi keamanan yang canggih dan lebih fleksibel.
Simak video pilihan berikut:
Ketegangan meningkat di Semenanjung Korea setelah militer Amerika Serikat mengirimkan sistem pertahanan anti rudal ke Korea Selatan. (VOA)
Advertisement
Menormalisasi Sistem Pertahanan Udara THAAD
Latihan dilakukan saat Pemerintahan Seoul mendorong "normalisasi" baterai THAAD di Seongju, 217 kilometer bagian tenggara Seoul, yang berstatus instalasi "sementara" sembari menunggu penilaian dampaknya terhadap lingkungan.
"Normalisasi operasi dan kemampuan Terminal High Altitude Area Defense memberikan USFK kesiapan lebih besar untuk memastikan sumber daya unit yang berkelanjutan, serta menyediakan peluang lebih besar memodifikasi desain pertahanan menggunakan opsi peluncuran jarak jauh," kata USFK.
Sementara itu, Angkatan Udara Korsel dan AS melakukan latihan tembakan udara di Laut Kuning dari Senin hingga Jumat, sehubungan dengan latihan FS, menurut pejabat di Korsel.
Korsel mengerahkan pesawat tempur penghindar radar F-35A, F-15Ks, KF-16s, F-16s dan F-4Es, sementara AS mengerahkan pesawat tempur A-10.
Jet F-35A menembakkan rudal udara-ke-udara AIM-9X dan AIM-120 serta bom udara-ke-darat, GBU -31, sementara pesawat A-10 melontarkan rudal udara-ke-darat AGM 65 dan GBU-31 dan bom GBU-38.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.