Sukses

Kanselir Olaf Scholz: Vladimir Putin Tidak Mengancam Saya atau Jerman

Pernyataan Kanselir Jerman Olaf Scholz muncul setelah beberapa waktu lalu mantan PM Inggris Boris Johnson mengklaim bahwa Vladimir Putin pernah mengancamnya dengan serangan rudal.

Liputan6.com, Berlin - Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengancamnya ketika keduanya berbicara via sambungan telepon.

"Presiden Putin tidak membuat ancaman apa pun terhadap saya atau Jerman," ungkap Kanselir Scholz dalam wawancaranya dengan surat kabar Bild am Sonntag seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (6/2/2023).

Pernyataan Scholz muncul setelah beberapa waktu lalu mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengklaim bahwa Putin pernah mengancamnya dengan serangan rudal. Klaim Johnson kemudian dibantah Kremlin, yang menyebutnya berbohong.

Dalam kesempatan yang sama, Kanselir Scholz menjelaskan bahwa Jerman melihat tindakan Rusia menginvasi Ukraina sebagai pelanggaran atas kerangka kerja perdamaian Eropa. Karena itu, menurut dia, Jerman mengulurkan tangan kepada Ukraina dengan memberi bantuan keuangan, kemanusiaan, dan militer.

Kanselir Scholz menyebutkan pula bahwa ada kesepakatan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, di mana senjata yang dipasok Barat hanya boleh digunakan di Ukraina dan bukan di wilayah Rusia.

"Kami punya konsesus tentang itu," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbedaan Sudut Pandang

Lebih lanjut, Kanselir Scholz mengatakan bahwa percakapannya dengan Putin beberapa waktu lalu memperjelas bahwa mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang perang di Ukraina, yang oleh Rusia disebut sebagai operasi militer khusus.

"Saya menjelaskan kepada Putin bahwa Rusia memiliki tanggung jawab tunggal atas perang tersebut," ujar Kanselir Scholz

"Rusia telah menginvasi tetangganya tanpa alasan, untuk mengambil bagian dari Ukraina atau seluruh negara di bawah kendalinya."

Putin selama ini menyebutkan bahwa operasi militer di Ukraina sebagai perjuangan untuk melucuti tetangganya dan membela Rusia melawan Barat yang agresif. Sementara itu, Ukraina dan Barat melabelinya perang ilegal untuk memperluas wilayah Rusia.

Belum lama ini, Putin membangkitkan semangat tentara Uni Soviet yang mengalahkan pasukan Nazi Jerman di Stalingrad 80 tahun lalu untuk menyatakan bahwa Rusia akan mengalahkan Ukraina yang disebutnya berada dalam cengkeraman neo Nazi.

Di tengah meningkatnya tekanan internasional, bulan lalu, Jerman akhirnya mengumumkan rencana pengiriman tank Leopard 2 dari stoknya sendiri. Scholz menggarisbawahi bahwa setiap pengiriman senjata dikoordinasikan secara hati-hati dengan sekutu barat, untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.