Sukses

Taiwan Siap Sambut Turis Asing, Karantina COVID-19 Wajib Diakhiri

Taiwan membuka perbatasannya dan kembali menerima kedatangan turis asing.

Liputan6.com, Taipei - Taiwan kembali menyambut turis asing maupun pengunjung pada Kamis (13 Oktober), setelah akhirnya mengakhiri aturan karantina wajib untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.

Dilansir Channel News Asia, Kamis (13/10/2022), Taiwan telah mempertahankan beberapa aturan masuk dan karantinanya walaupun sebagian besar wilayah Asia lainnya melonggarkan atau mencabut sepenuhnya.

Sementara Taiwan telah melaporkan hampir tujuh juta kasus domestik sejak awal tahun ini, pemerintah terus berupaya menerima kedatangan turis asing. Hal tersebut dilakukan karena pihak berwenang mengatakan kehidupan harus kembali normal, terutama mengingat tingkat vaksinasi yang tinggi.

Pemerintah menyambut kedatangan pertama yang mendapat manfaat dari berakhirnya karantina dalam penerbangan dari Bangkok di bandara internasional utama Taiwan di Taoyuan, di luar Taipei.

Para turis terlihat bersemangat berpose untuk berfoto di tengah kerumunan media dan pejabat, dan disambut di luar pesawat oleh Direktur Jenderal Biro Pariwisata Chang Shi-chung.

"Ini adalah kesempatan untuk menghidupkan kembali dan membangun kembali pariwisata lintas batas," kata Chang kepada wartawan.

Meski demikian, beberapa aturan tetap ada, termasuk persyaratan bagi orang untuk memantau kesehatan mereka selama tujuh hari setelah kedatangan dan melakukan tes COVID-19 pada diri mereka sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tarik Turis Kembali

Dua maskapai utama Taiwan, China Airlines Ltd dan Eva Airways, telah meningkatkan penerbangannya.

Keduanya mengembalikan kapasitas pada rute yang sempat dipangkas selama pandemi dan merencanakan layanan baru ke kota-kota seperti Da Nang di Vietnam.

Warga negara Taiwan dan warga asing tidak dilarang keluar dan masuk kembali selama pandemi, tetapi harus dikarantina di rumah atau di hotel hingga dua minggu.

Sebelum pandemi, Taiwan adalah tujuan wisata populer, sebagian besar bagi wisatawan dari Jepang, Korea Selatan dan Asia Tenggara, tertarik dengan masakan pulau dan keindahan alam.

3 dari 4 halaman

Destinasi Ramah Muslim

Berdasarkan survei Global Muslim Traveler Index (GMTI) yang dirilis Crescent Rating Mastercard pada 2019, Taiwan adalah destinasi favorit ketiga wisatawan muslim dunia setelah Inggris dan Jepang. Pemerintahnya juga terus berupaya memberikan kenyamanan bagi pelancong muslim.

Di Taiwan terdapat 46 unit hotel properti ramah muslim, dengan 28 di antaranya telah mendapatkan sertifikasi. Jumlah tersebut belum termasuk enam destinasi wisata di sekitar Taipei, ibu kota Taiwan, yang juga mendapatkan sertifikat ramah Muslim. 

Dengan adanya sertifikat ramah muslim menyatakan destinasi tersebut mampu memenuhi berbagai standar internasional terkait. Melansir laman Halal Trip, Sabtu 29 April 2022 simak beberapa destinasi ramah muslim di Taiwan.

Taipei 101 atau 101 Tower merupakan salah satu ikon wisata terkenal di Taiwan dan termasuk deretan gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Sesuai namanya, gedung ini memiliki 101 lantai, terhitung basement hingga lantai atas, dengan ketinggian 508 meter. Taipei 101 memiliki keunikan tersendiri dengan menghadirkan observatorium di lantai 89. Dari lantai tersebut, Anda bisa melihat langsung panorama kota Taipei, memiliki pemandangan gemerlap lampu kota dan gedung-gedung di malam hari.

4 dari 4 halaman

Destinasi Favorit

Selanjutnya bagi pecinta sejarah, National Palace Museum bisa jadi tempat wisata yang tepat. Museum ini didirikan pada 1965 dan terletak di Distrik Shilin. Museum ini jadi tempat dipamerkannya benda-benda bersejarah koleksi harta karun yang disimpan generasi kaisar penguasa Kota Terlarang.

Bukan hanya emas dan batu giok, di museum ini memiliki koleksi hampir 700 ribu artefak kekaisaran dan karya seni Tiongkok kuno. Di salah satu ruangan museum juga tersimpan ratusan dokumen surat dan buku berisi perjanjian kerajaan, surat kerja sama kuno, dan polis tertentu. Di samping itu, terdapat pula musala dan tempat wudu, sehingga museum ini jadi salah satu destinasi ramah muslim yang bisa dikunjungi.

Tidak jauh dari museum ini terdapat basement yang digunakan sebagai bunker yang dibangun puluhan meter di bawah tanah untuk menyimpan benda-benda khusus.  Bunker ini juga diyakini tahan terhadap serangan bom.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.