Sukses

11 Agustus 1999: 350 Juta Warga Asia dan Eropa Saksikan Gerhana Matahari Total

Hingga 350 juta orang di Eropa dan Asia menyaksikan gerhana matahari total terakhir yang terjadi menjelang tahun 2000.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga 350 juta orang di Eropa dan Asia menyaksikan gerhana matahari total terakhir yang terjadi menjelang tahun 2000. Fenomena itu dimulai di atas Samudera Atlantik, beberapa ratus mil di sebelah timur Boston, Amerika Utara.

Satu-satunya bagian dari daratan Inggris yang menyaksikan totalitas adalah Cornwall di barat daya Inggris, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (11/8/2022).

Meskipun kala itu langit mendung bukan berarti penonton di sana tidak dapat melihat efek gerhana total sepenuhnya, tetapi tontonan tersebut terlihat lebih dramatis.

Suhu turun di Falmouth pada pukul 11.11 waktu setempat.

Astronom Patrick Moore yang juga turut menonton di Falmouth, dan menggambarkannya sebagai "pengalaman yang aneh".

Hujan Deras

Ratusan orang yang berkumpul di Kepulauan Scilly adalah yang pertama menyaksikan gerhana.

Setelah Inggris gerhana terlihat di seluruh Eropa dan Asia.

Di seberang Selat Prancis utara, langit cerah seperti di Munich, Jerman. Tetapi pada saat masuk proses gerhana secara total, hujan deras merusak pemandangan.

Jalan-jalan Ramnicu Valcea, kota selatan-tengah di Rumania -- di mana gerhana total bisa dilihat paling lama - langsung dijejali para penonton.

Para warga di Pakistan dan Bangladesh mengalami kondisi yang sama seperti di Inggris, karena pandangan mereka dikaburkan oleh awan.

Gerhana mengarah pada pemahaman ilmiah yang lebih besar, terutama karena lintasannya melintasi Eropa dan Asia Selatan memungkinkan para astronom mendapatkan banyak titik pandang dengan langit cerah.

Selama gerhana, ilmuwan dapat mengukur efek matahari pada atmosfer bumi dan mengamati badai magnet yang dahsyat di atmosfer luar matahari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gerhana Bulan Sebagian Tahun 2021

Pada 19 November 2021 terjadi fenomena langit yang jarang terjadi, Gerhana Bulan Sebagian. Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa menyaksikannya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) membenarkan hal tersebut. Fenomena ini, seperti disebutkan NASA --sebelumnya dikatakan muncul 18-19 November 2021-- disebut-sebut jadi yang terlama abad ini.

Menurut Andi Pangerang dari Pusat Riset Sains Antariksa Lapan, permukaan Bulan akan tertutupi oleh umbra Bumi sebesar 97,85%. Sehingga durasi gerhana dapat mencapai 3 jam 28 menit. Perkiraan waktu ini sesuai dengan yang diprediksi oleh NASA.

Gerhana Bulan Sebagian kali ini paling lama terlihat di wilayah paling timur Indonesia.

"Sayangnya di Indonesia hanya daerah Papua saja yang durasi gerhananya paling lama, yaitu 2 jam 20 menit sejak Bulan terbit. Sementara bagian Barat Indonesia tidak dapat mengamati puncak Gerhana Bulan Sebagian," paparnya seperti dikutip dari akun Instagram Pussainsa, Jumat (19/11/2021).

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Muncul 2 Abad Lagi

Gerhana Bulan Sebagian adalah kondisi di mana sebagian permukaan Bulan tertutupi bayangan atau umbra Bumi. Semakin Bulan menuju ke tengah atau pusat bayangan pada saat puncak Gerhana, maka durasi gerhana akan semakin lama.

Andi Pangerang dari Pusat Riset Sains Antariksa Lapan mengatakan Gerhana Bulan Sebagian terlama yang pernah dialami di Indonesia terjadi pada 15 September 1932 dengan durasi 3 jam 24 menit dan 12 Mei 1892 dengan durasi 3 jam 26 menit.

Indonesia akan mengalami kembali Gerhana Bulan Sebagian terlama pada 14 Agustus 2231 dengan durasi 3 jam 27 menit dan 17 Juli 2373 dengan durasi 3 jam 23 menit.

Gerhana Bulan Sebagian adalah kondisi di mana sebagian permukaan Bulan tertutupi bayangan atau umbra Bumi. Semakin Bulan menuju ke tengah atau pusat bayangan pada saat puncak Gerhana, maka durasi gerhana akan semakin lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.