Sukses

Jasad Pekerja Migran Ditemukan dalam Truk di Texas Bertambah Jadi 51

Puluhan pekerja migran tewas dalam sebuah truk yang diduga terlibat dalam kasus perdagangan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan jasad pekerja migran ditemukan di sebuah truk besar yang terbengkalai di San Antonio, Texas, Amerika Serikat pada Senin 27 Juni. Penemuan jasad-jasad ini menjadi kasus penyelundupan manusia paling mematikan dalam sejarah modern AS.

Korban tewas tragedi itu naik menjadi 51 pada Selasa 28 Juni sore, kata pejabat Bexar County pada konferensi pers, dan beberapa dari mereka yang meninggal kemungkinan adalah usia remaja, seperti dikutip dari laman NBC News, Rabu (29/6/2022). 

Sebagian besar korban ditemukan tewas di trailer-traktor di Texas yang terik, kata para pejabat.

Sementara itu, kematian tiga pasien yang dirawat di Baptist Medical Center, di mana dua orang yang selamat masih dalam kondisi kritis, kata juru bicara rumah sakit Patti Tanner.

Enam belas orang, termasuk empat anak, awalnya dirawat di rumah sakit, kata Kepala Pemadam Kebakaran San Antonio Charles Hood. Tak satu pun dari anak-anak itu meninggal.

Korban tewas termasuk 39 laki-laki dan 12 perempuan, kata pejabat Bexar County pada konferensi pers sore. Tom Peine, asisten petugas informasi publik untuk kantor manajer wilayah, mengatakan mungkin beberapa orang belum mencapai usia dewasa.

“Potensinya ada di antara mereka yang berusia di bawah 18 tahun,” katanya. "Ini adalah orang-orang yang berpotensi di bawah 18 tahun - saya akan mengatakan dalam rentang usia remaja, bukan lebih muda."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Meninggal

Pemeriksa medis regional kemungkinan akan dapat mengidentifikasi 34 orang yang meninggal pada saat ini dalam penyelidikan, kata para pejabat.

Pada Selasa pagi, Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan 22 orang tewas adalah warga negara Meksiko, sementara tujuh dari Guatemala dan dua dari Honduras. Kebangsaan dari 20 orang yang tersisa belum dikonfirmasi.

López Obrador mengatakan pemerintah Meksiko akan memberikan bantuan kepada anggota keluarga yang meninggal.

Tiga orang ditahan setelah penemuan itu, kata Kepala Polisi San Antonio William P. McManus, meskipun dia menambahkan pihak berwenang tidak tahu apakah mereka pasti terkait dengan insiden itu. Dia tidak memperluas identitas mereka.

Temuan suram itu terjadi Senin pagi di daerah yang belum berkembang di barat daya San Antonio dekat rel kereta api. Seseorang yang bekerja di daerah itu melaporkan mendengar teriakan minta tolong dan melihat setidaknya satu jasad, kata para pejabat.

 

3 dari 3 halaman

Faktor Kepanasan

Investigasi Keamanan Dalam Negeri menanggapi insiden di Quintana Road dekat Cassin Road menyusul telepon dari Departemen Kepolisian San Antonio dan menemukan lebih dari 40 orang tewas di tempat kejadian, kata Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS Selasa dalam sebuah pernyataan.

"Kita tidak seharusnya membuka truk dan melihat tumpukan jasad di sana," kata Hood.

McManus mengatakan para penyintas kekurangan air dan AC. "Pasien yang kami lihat terasa panas saat disentuh," katanya. “Mereka menderita serangan panas, kelelahan akibat panas.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.