Sukses

Presiden Ukraina Tak Puas dengan Hasil Negosiasi Rusia

Hasil negosiasi gencatan senjata Rusia-Ukraina belum menemukan titik temu.

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak puas dengan hasil negosiasi gencatan senjata dengan Rusia. Zelensky mengaku heran kenapa Rusia masih melakukan serangan ketika diskusi damai dilakukan.

"Sinkronisasi pengeboman dengan proses negosiasi tampak jelas. Saya percaya Rusia mencoba menekan kita dengan sederhana. Jangan buang-buang waktu. Kita tidak menerima taktik-taktik seperti itu," ujar Presiden Zelensky seperti dikutip media pemerintah Ukraina, Ukrinform, Selasa (1/3/2022).

Presiden Volodymyr Zelensky juga berkata bahwa negosiasi adil baru bisa dilakukan jika serangan berhenti. Ia pun menyatakan tak ada hasil dari diskusi dengan Rusia, namun mengaku mendapatkan "sinyal."

"Kami menerima beberapa sinyal-sinyal," ujarnya. "Kita akan menganalisa apa yang telah kami dengar dan kemudian kita akan memutuskan bagaimana melanjutkan putaran kedua dari pembicaraan ini."

Diskusi gencatan senjata antara Ukraina dengan Rusia digelar di perbatasan Belarusia. Delegasi yang datang termasuk pejabat pertahanan dan urusan luar negeri masing-masing negara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

No-Fly Zone

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga meminta agar pesawat Rusia tidak bisa masuk ke Ukraina. Kebijakan no-fly zone ini diambil setelah Rusia telah menebakan misil. 

"Kita perlu mempertimbangkan no-fly zone keseluruhan untuk misil-misil, pesawat-pesawat, dan helikopter-helikopter Rusia," ujarnya.

Presiden Volodymyr Zelensky berkata bahwa selama lima hari terakhir invasi Ukraina, ada 56 serangan misil yang terjadi. Sebanyak 113 cruise missile juga ditembakan.

Namun, belum jelas bagaimana kebijakan no-fly zone itu akan diterapkan Ukraina.

Ukraina saat ini sedang berada di situasi darurat militer. Para laki-laki berusia 18-60 tahun dilarang meninggalkan negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.