Sukses

Ukraina Terancam Invasi Rusia, Joe Biden dan Pemimpin Eropa Rapatkan Barisan

Usai Afghanistan, Presiden AS Joe Biden tampaknya akan menghadapi konflik internasional lain di Ukraina.

Liputan6.com, Washington, DC - Baru beberapa bulan usai kekacauan di Afghanistan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kini harus menghadapi krisis Ukraina. Saat ini, Rusia dinilai siap menginvasi Ukraina karena masalah wilayah. 

Presiden Joe Biden berkata telah berkomunikasi dengan para pemimpin di Eropa. Ia berkata para pemimpin satu suara terkait masalah Ukraina. 

"Saya melakukan pertemuan yang sangat, sangat, sangat baik. Kekompakan total dengan semua pemimpin Eropa," ujar Presiden Biden di Gedung Putih, Senin 24 Januari 2022 seperti dikutip dari situs Whitehouse.gov, Rabu (25/1/2022).

Namun, Joe Biden masih enggan membocorkan apa yang ia bahas.

Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, sebelumnya telah mengingatkan akan ada konsekuensi apabila Rusia berani melangkah melewati perbatasan Ukraina.

"Jika ada pasukan militer Rusia bergerak melewati perbatasan Ukraina, hal itu adalah memperbarui invasi, dan itu akan mendapatkan respons yang cepat, keras, dan bersatu dari Amerika Serikat dan Sekutu-sekutu kita," ujar Jen Psaki melalui situs White House.

Konflik wilayah antara Rusia dan Ukraina sudah sangat lama terjadi, Pada 2014, Putin juga merebut wilayah Krimea dari Ukraina, namun kendali Rusia di wilayah itu tak diakui masyarakat internasional.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AS Minta Diplomat Tinggalkan Ukraina, Jepang Ingin Ikut Evakuasi

Kondisi Ukraina sedang memanas karena ada potensi invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin dan Rusia. Inggris dan Amerika Serikat bahkan mulai mengevakuasi diplomat mereka. 

Terkini, Jepang juga siap memulangkan warganya.  

Dilansir Kyodo, Senin (24/1), Jepang mengambil langkah ini setelah AS mengumumkan menarik diplomatnya. Saat ini, ada sekitar 250 warga Jepang di Ukraina, itu sudah termasuk keluarga staf kedutaan. 

"Situasi sedang berubah dengan cepat," ujar seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Jepang. 

Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno, menyebut masih memonitor situasi di Ukraina. Ia berkata Jepang siap mengambil langkah cepat, serta berkolaborasi dengan AS dan negara-negara lain terkait isu di Ukraina.

"Kita akan terus dengan erat memonitor perubahan-perubahan situasi," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.