Sukses

Kebakaran Terjadi di Fasilitas Minyak Zahrani, Lebanon

Seorang juru bicara Angkatan Darat Lebanon mengatakan bahwa tangki bahan bakar tersebut berisi benzena.

Liputan6.com, Beirut - Kebakaran terjadi di tangki penyimpanan bahan bakar di fasilitas minyak Zahrani Lebanon.

Seorang juru bicara Angkatan Darat Lebanon mengatakan pada hari Senin bahwa tangki bahan bakar mengandung benzena.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (11/10/2021), setidaknya 15 truk pemadam kebakaran tiba di fasilitas minyak. Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api sambil menyejukkan sekitar tangki untuk mencegah api menyebar.

“Kami sekarang fokus untuk mengosongkan daerah tersebut dari warga sambil mencoba memadamkan api,” kata pejabat itu, “Prioritasnya sekarang adalah mencegah api menjangkau tangki lain.”

Tangki-tangki di fasilitas minyak Zahrani menyimpan bensin dan solar yang telah dibeli oleh pemerintah Lebanon.

“Selain itu, ada juga beberapa bahan bakar untuk tentara dan stok cadangan,” kata Peneliti Energi Marc Ayoub kepada Al Jazeera.

Salah satu pembangkit listrik utama Lebanon juga terletak di sekitarnya.

Pembangkit listrik Zahrani tidak beroperasi pada hari Sabtu karena kehabisan bahan bakar.

Tentara Lebanon telah menyumbangkan sebagian dari persediaan cadagannya pada hari Minggu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Krisis Bahan Bakar dan Listrik Menjadi

Pada akhir September, sebuah kapal menurunkan 16.000 ton bahan bakar Irak di fasilitas Zahrani, pengiriman pertama dalam barter antara Beirut dan Baghdad.

Pada bulan Maret, PM Hasan Diab mengatakan para ahli menemukan bahan berbahaya di fasilitas Zahrani.

Kebakaran pada hari Senin ini terjadi lebih dari setahun setelah ledakan pelabuhan besar-besaran di Beirut yang memakan lebih dari 200 korban jiwa, melukai ribuanorang, dna menghancurkan lingkungan sekitar di ibukota.

Kebakaran tersebut merupakan rintangan lain bagi Lebanon yang sedang kekurangan uang, yang terus berjuang dengan krisis bensin dan bahan bakar yang akhirnya telah melumpuhkan kehidupan publik.

Listrik negara Lebanon sendiri hampir tidak ada. Sebagian besar rumah tangga dan bisnis bergantung pada generator pribadi.

Harga bahan bakar naik hampir setiap minggu karena pemerintah perlahan-lahan mengurangi biaya subsidi yang mahal.

Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan bahwa menyelesaikan krisis bahan bakar dan lsitrik adalah salah satu prioritas utama pemerintahannya.

 

Reporeter: Ielyfia Prasetio

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.