Sukses

18-9-1976: Sejuta Lebih Orang di Pemakaman Mao Zedong, Pemimpin Revolusi Komunis China

Liputan6.com, Beijing - Hari ini 45 tahun yang lalu, sejarah mencatat sekitar satu juta orang tengah menghadiri pemakaman Mao Zedong.

Laman History.com mengungkap, saat itu lebih dari satu juta orang berkumpul di Great Hall of the People di Beijing untuk menghadiri pemakaman Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Tiongkok dan ketua Republik Rakyat China (RRC) sejak 1949.

Mao, meninggal pada 9 September 1976. Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 82 tahun.

Selama masa berkabung delapan hari setelah kematiannya, lebih dari 1 juta orang memberikan penghormatan, saat tubuh Mao, dalam peti mati berbendera, disemayamkan. Pada awal pemakaman yang dibuka untuk publik selama 30 menit di Tiananmen Square, mengheningkan cipta selama tiga menit dilakukan untuk menghormati pemimpin tersebut.

Laporan yang beredar menyebutkan bahwa hampir semua dari 800 juta penduduk China berdiri dalam penghormatan tanpa suara.

Upacara tersebut termasuk musik dari band tentara yang memainkan pawai pemakaman, lagu kebangsaan Tiongkok dan "Internationale" Komunis disiarkan langsung di negara tersebut, yang merupakan siaran Tiongkok pertama. Tidak ada pemimpin asing yang diizinkan menghadiri kebaktian atau masa berkabung atas kematian Mao Zedong.

Hua Guofeng, perdana menteri China dan wakil ketua pertama Partai Komunis yang menjabat sebagai penerus langsung Mao, menyampaikan pidato perpisahan.

"Di bawah kepemimpinan Ketua Mao, bangsa China yang dilanda bencana bangkit berdiri. Orang-orang Tiongkok mencintai, mempercayai, dan menghargai Ketua Mao dari lubuk hati mereka," kata Hua Guofeng.

Mao Zedong lahir pada 26 Desember 1893, dari keluarga petani di Provinsi Hunan, China tengah. Pria yang berlatar sebagai guru itu membantu mendirikan Chinese Communist Party (Partai Komunis China) pada tahun 1921.

Setelah mereka mengklaim kemenangan dalam perang saudara dengan partai nasionalis setelah Perang Dunia II, Mao mendirikan People’s Republic of China atau  Republik Rakyat China (RRC) dan menjadi pemimpinnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi Kesehatan Terus Menurun

Pada 9 September 1976 seantero Republik Rakyat China (RRC) berduka. Pendiri dan otak revolusi Tiongkok, Mao Zedong mengembuskan nafas terakhir di usia 82 tahun.

Kematian Mao -- 10 menit setelah pergantian hari -- diumumkam Komite Pusat Partai Komunis China, Dewan Negara, Kongres Rakyat Nasional dan Komisi Urusan Militer Partai Komunis. Demikian dilansir dari BBC History.

Beberapa tahun bahkan beberapa bulan jelang kematian Chariman Mao, panggilan akrabnya, kondisi kesehatan sang pemimpin besar dilaporkan terus menurun.

Rokok menjadi penyebab utama kesehatan Mao menurun. Sudah bukan rahasia lagi, pria ini merupakan perokok berat.

Paru-paru dan jantungnya bermasalah akibat rokok. Beberapa informasi lainnya menyebut, Mao menderita parkinson di masa tuanya.

Sebelum meninggal, Mao terakhir kali menampakan diri di muka publik pada 27 Mei 1976 saat menerima lawatan Perdana Menteri Pakistan, Zulfikar Ali Bhutto.

Di tahun yang sama pula, tepatnya pada Mei dan Juli serta September serangan jantung hebat menerjang dirinya.

Serangan jantung terakhir pada 5 September 1976, memaksanya dirawat intensif sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhir.

Pemimpin Besar yang Kontroversial

Hingga hari ini, Mao tidak hanya diingat sebagai pendiri China modern namun, juga dianggap sang pemimpin besar.

Meski demikian, hal tersebut tidak membuat Mao lolos dari kritik. Pria kelahiran 26 Desember 1893 itu dituding memimpin dengan cara otoriter. Sejumlah kebijakannya disebut telah menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa.

Salah satu kebijakan kontroversial Mao adalah 'lompatan jauh ke depan' atau 'great leap forward'.

Dalam kebijakan tersebut Mao mendorong transformasi pertanian kolektif dan industrialisasi bertransformasi dengan cepat.

Akibatnya fatal. Kelaparan nasional menerjang China. Sebanyak 10 sampai 35 juta orang tewas.

Setelah Mao meninggal, kekosongan kepemimpinan menimbulkan masalah baru. Beberapa orang termasuk janda dari Mao mencoba merebut kekuasaan.

Tapi, langkah tersebut gagal. Janda Mao ditangkap dan diadili atas dakwaan kejahatan terhadap negara.

Akhirnya, setelah kekosongan terjadi kurang lebih dua tahun, Deng Xiaoping resmi menggantikan Mao dan mulai memimpin China pada 1978.

Tanggal 11 September juga menjadi penting dalam sejarah karena sejumlah peristiwa.

Pada 1981, sebuah pusat perbelanjaan di Kanada, West Edmonton Mall, mencetak rekor di Guinness Book of World Records untuk tempat parkir terbesar di dunia yang mampu memuat 20.000 mobil. Mal ini juga memegang rekor lain: pernah menjadi perbelanjaan terbesar di dunia (5,2 juta kaki persegi), taman hiburan dalam ruangan terbesar di dunia, dan taman air dalam ruangan terbesar di Dunia (termasuk danau indoor terbesar di dunia dan kolam ombak indoor terbesar di dunia).

Selain itu pada 11 September 1975, sejarah mencatat bahwa teroris cantik anak miliuner, Patty Hearst ditangkap polisi atas kasus perampokan bersenjata.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.