Sukses

Remaja 15 Tahun Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Pemukiman Tepi Barat

Imad Khaled Saleh Hashash disebut Kementerian Kesehatan Palestina tewas akibat luka tembak di kepala.

, Tepi Barat - Remaja asal Palestina berusia 15 tahun dilaporkan tewas akibat serangan dari tentara Israel.

Ia tertembak oleh tentara Israel di wilayah Pemukiman Tepi Barat ketika bentrokan pecah pasca-penggeledahan kamp pengungsian Balata, Selasa (24/08).

Anak yang diketahui bernama Imad Khaled Saleh Hashash itu disebut Kementerian Kesehatan Palestina tewas akibat luka tembak di kepala, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (25/8/2021).

Tentara Israel dalam keterangannya menyatakan mereka tengah melakukan operasi pencarian semalaman di wilayah tersebut untuk menangkap seorang "tersangka" yang berujung tewasnya Hashash.

"Dalam misi itu, pasukan kami mendapat tembakan dari atap-atap rumah. Pasukan kami pun membalasnya dengan menembak ke arah sumber tembakan itu," demikian bunyi keterangan tersebut.

Menurut tentara Israel, hal itu kemudian memicu terjadinya kerusuhan dan warga mulai melemparkan balok dan benda-benda lainnya dari atap-atap rumah ke arah mereka

"Dalam kerusuhan itu, sejumlah personel melihat seseorang yang mencurigakan di atas atap memegang benda besar dan sedang mencoba melemparkannya ke salah satu anggota (tentara Israel) yang berdiri di bawah bangunan itu."

"Salah satu tentara membalas dengan tembakan dan mengenai sasaran," tambah keterangan tersebut, tanpa menyebut langsung penembakan terhadap anak muda Palestina itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Balon api dibalas serangan bom

Di hari yang sama pesawat tempur Israel menggempur sejumlah situs Hamas di Gaza sebagai balasan atas balon api yang diluncurkan dari wilayah Palestina dan menimbulkan kebakaran di wilayah selatan Israel.

Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan secara langsung dalam serangan udara yang disebut militer Israel untuk menghancurkan pabrik senjata dan situs peluncuran roket milik Hamas itu.

Sejak gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir berhasil menghentikan pertempuran Israel-Hamas selama 11 hari di bulan Mei, para militan di Gaza ini kerap meluncurkan balon berisikan bahan mudah terbakar secara sporadis ke wilayah Israel, yang kemudian dibalas dengan serangan Israel ke situs-situs Hamas.

Warga Palestina mengatakan balon-balon tersebut ditujukan untuk menekan Israel agar melonggarkan aturan pembatasan di Gaza dan memperbolehkan bantuan sampai ke wilayah mereka. Layanan Kebakaran dan Penyelamatan Israel melaporkan, balon api yang diluncurkan pada Senin (23/08) dilaporkan telah membakar ladang Israel di sepanjang perbatasan Gaza.

Hingga kini Israel terus memblokade Gaza dan membatasi ketat pergerakan keluar masuk dari wilayah yang dihuni dua juta warga Palestina itu. Mesir juga melakukan hal serupa di sepanjang wilayah kantong dekat perbatasannya. Kedua negara beralasan ancaman Hamas terpaksa membuat mereka menerapkan kebijakan tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Kekerasan lintas batas semakin meningkat

Kekerasan lintas batas mengalami peningkatan meski Israel pekan lalu telah mengumumkan kembali dibukanya bantuan masuk dari Qatar ke Gaza—sebuah keputusan yang dianggap dapat menguatkan kembali gencatan senjata yang rapuh.

Sebelumnya, pada Sabtu (21/08) kericuhan terjadi di Gaza ketika massa membakar ban dan melemparkan bahan peledak di sepanjang perbatasan. Tentara Israel berupaya mengendalikan situasi dengan menembak dan melukai 41 warga Palestina. Dua di antaranya dalam kondisi kritis, sebut tenaga medis.

Sehari sebelumnya, militan Gaza meluncurkan serangan roket ke arah Israel yang berhasil dihadang oleh sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome. Serangan ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak gencatan senjata disepakati 21 Mei lalu.

Dilaporkan lebih dari 250 warga Palestina dan 13 orang di Israel tewas dalam konflik bulan Mei, ketika militan Gaza menembakkan roket ke kota-kota Israel dan dibalas dengan serangkaian serangan udara di wilayah kantong pesisir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.