Sukses

Cerita Wanita Israel Beri Donor Ginjal pada Bocah 3 Tahun Asal Palestina

Idit Harel Segal, seorang warga Israel telah mendonorkan ginjalnya untuk seorang anak asal Palestina.

Liputan6.com, Jalur Gaza - Idit Harel Segal, seorang warga Israel telah menyiapkan hadiah spesial untuk seorang anak asal Palestina.

Dikutip dari laman AP News, Jumat (30/7) wanita berusia 50 tahun itu akan memberikan salah satu ginjalnya kepada anak kecil tersebut.

Guru taman kanak-kanak dari Israel utara itu berharap pilihannya akan menjadi contoh kemurahan hati bagi warga di kedua wilayah yang dilanda konflik abadi.

Kemurahan hati yang dia lakukan didorong oleh pesan mendiang kakeknya, seorang penyintas Holocaust, yang menyuruhnya hidup bermakna.

Dan mengingatkan soal tradisi orang Yahudi, yang menyatakan bahwa tidak ada tugas yang lebih tinggi daripada menyelamatkan nyawa.

Jadi Segal menghubungi grup yang menghubungkan antara donor dan penerima, membutuhkan waktu hingga sembilan bulan sampai bisa mentransfer ginjalnya ke seseorang yang membutuhkannya.

Seseorang itu ternyata adalah seorang anak Palestina berusia 3 tahun dari Jalur Gaza.

"Anda tidak mengenal saya, tetapi saya akan segera menjadi sangat dekat karena ginjal saya akan berada di tubuh Anda," tulis Segal dalam bahasa Ibrani kepada anak laki-laki itu, yang keluarganya meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Seorang teman menerjemahkan surat itu ke dalam bahasa Arab agar keluarga itu mengerti.

"Saya berharap dengan sepenuh hati bahwa operasi ini akan berhasil dan Anda akan hidup panjang dan sehat sehingga lebih bermakna."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditentang Oleh Pihak Keluarga

Apa yang terjadi selama berbulan-bulan setelah keputusan Segal dan proses transplantasi ginjal pada 16 Juni 2021 menyebabkan keretakan dalam keluarga.

Suaminya dan anak tertua dari tiga anaknya, seorang putra berusia awal 20-an, menentang rencana tersebut. Bahkan, ayahnya berhenti berbicara dengannya.

Bagi mereka, Segal dia tidak perlu mempertaruhkan nyawanya.

"Keluarga saya sangat menentangnya. Semua orang menentangnya. Suamiku, adikku dan suaminya. Dan orang yang paling tidak mendukung saya adalah ayah saya," kata Segal dalam wawancara baru-baru ini di rumahnya di Eshhar.

Ketika dia mengetahui identitas bocah itu, dia menyimpan detailnya untuk dirinya sendiri selama berbulan-bulan.

"Saya tidak memberi tahu siapa pun," kata Segal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.