Sukses

Kasus COVID-19 Varian Delta Turun, Inggris Siapkan Skenario Terburuk Musim Dingin

Kasus penyebaran Inggris yang turun selama 6 hari berturut menimbulkan berbagai prediksi

Liputan6.com, Inggris - Inggris mencatat penurunan angka harian baru infeksi COVID-19 selama 6 hari berturut-turut pada. Hal ini mengarah pada gagasan bahwa mungkin puncak gelombang ketiga telah dicapai.

Seperti dilansir Euro News, Selasa (27/7/2021), data resmi menunjukkan 24.950 kasus baru tercatat di seluruh Inggris dalam 24 jam hingga Senin 26 Juli sore, turun lebih dari 4.000 dari hari sebelumnya. Begitu pula penurunan selama 6 hari berturut setelahnya.

Secara keseluruhan, infeksi baru turun 15,4% pada Minggu 25 Juli dibandingkan dengan periode tujuh hari sebelumnya.

Gelombang ketiga Inggris dimulai pada pertengahan Mei. Sebagian besar toko yang tidak penting, serta tempat makan dan minum di luar ruangan, kini telah diizinkan untuk dibuka kembali sebulan sebelumnya sementara pembatasan pertemuan sosial juga sedikit dilonggarkan.

Pada akhir Juni, negara itu mencatat lebih dari 20.000 kasus baru setiap hari, yang berpuncak pada 17 Juli, yakni 54.674 orang terinfeksi.

Lonjakan itu disebabkan karena Virus Corona varian Delta yang pertama kali muncul di India. Varian Delta ditemukan lebih mudah menyebar daripada COVID-19 yang asli dan varian Alpha yang pertama kali menginfeksi Inggris Selatan.

Saat ini, pejabat kesehatan mengatakan bahwa varian Delta bertanggung jawab atas 99% kasus baru di Inggris.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skenario Terburuk

Profesor Adam Kucharski dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, penurunan kasus baru adalah tanda awal bahwa puncak gelombang mungkin telah tercapai. Namun, ia juga memperingatkan bahwa "kita telah melihat puncak palsu sebelumnya."

"Saya pikir satu atau dua minggu ke depan akan menjadi sangat penting untuk menunjukkan apakah ini benar-benar perlambatan, potensi puncak, atau apakah kita memiliki lebih banyak transmisi yang akan datang," katanya kepada BBC Radio 4.

Jumlah kematian dan rawat inap untuk saat ini tidak menurun dengan kenaikan dari pekan ke pekan masing-masing sebesar 59% dan 26,7%, namun tetap jauh dibawah angka yang diamati selama gelombang kedua Inggris pada musim dingin lalu.

Ini telah diperlengkapi dengan kampanye vaksinasi. Lebih dari 70% orang dewasa di Inggris sekarang telah divaksinasi dengan total 88% telah menerima setidaknya satu dosis.

Kesehatan Masyarakat Inggris juga telah memperingatkan bahwa mereka sedang mempersiapkan "skenario terburuk musim dingin". Disusul peningkatan infeksi pernapasan di luar musim pada anak-anak.  

Lockdown yang berturut-turut selama setahun terakhir telah mengurangi paparan dan penyebaran virus musiman, termasuk fllu dan Respiratory Syncytial Virus (RDV), yang lebih sering ditemukan pada musim gugur dan musim dingin. "Ketika pembatasan dilonggarkan dan orang-orang semakin bercampur, kami memperkirakan akan melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah total kasus dan penerimaan RSV," tambahnya.

 

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.