Sukses

Pemotongan Dana Bantuan dari AS Dikhawatirkan Buat Afghanistan Kembali Hancur

Pemotongan bantuan dana dari AS ditakutkan akan membuat Afghanistan kembali ke jurang kehancuran.

Kabul - Amerika Serikat, Rusia dan negara lain tengah berusaha untuk kembali melanjutkan pembicaraan perdamaian Afghanistan, menjelang batas waktu 1 Mei 2021 sebelum Presiden Joe Biden menarik semua pasukan AS yang tersisa.

John Sopko, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan pun memberi peringatan terkait hal ini. 

"Delapan puluh persen anggaran Afghanistan didanai oleh AS dan donor (internasional lainnya),” kata Sopko dalam wawancara dengan Reuters, seperti dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (17/3/2021). 

"Jika karena alasan apa pun, para negara donatur terus menarik dana ... itu bisa membawa kehancuran mendadak bagi pemerintah Afganistan, seperti yang kita ketahui."

Sopko memperingatkan "sejarah berulang," mengacu pada anarki yang mengguncang Afghanistan setelah Uni Soviet mengakhiri pendudukannya pada 1979-89 dan menghentikan bantuan kepada pemerintah Kabul.

Kemungkinan terjadinya kekacauan membuka jalan bagi Taliban.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembicaraan Damai Taliban

Bantuan internasional untuk pembangunan tahunan ke Afganistan telah menurun dari $ 6,7 miliar (Rp 96,4 triliun) pada 2011 hingga hanya $ 4,2 miliar (Rp 60,4 triliun) pada 2019, menurut data Bank Dunia.

Sopko memberikan penjelasan pada hari Selasa (16/03) di depan Komite Pengawasan dan Reformasi DPR AS tentang laporan terbarunya. Laporan tersebut mencatat bahwa para negara donatur Afghanistan pada konferensi yang berlangsung November tahun lalu, menjanjikan bantuan setidaknya $ 3,3 miliar (Rp 47,4 triliun) selama setahun.

Washington yang terus mengurangi bantuan untuk Kabul menjanjikan $ 600 juta (Rp 8,6 triliun) untuk setahun, tetapi setengah dana bantuan baru dapat dicairkan jika ada kemajuan pembicaraan damai dengan Taliban.

Jika dana bantuan itu hilang, Sopko mengatakan pemerintah Afghanistan akan kesulitan untuk berjuang melawan Taliban dan ekstremis lainnya, jika tidak tercapai kesepakatan damai.

Jika pakta perdamaian tercapai, dia mencatat bahwa Bank Dunia menemukan bahwa negara itu akan membutuhkan bantuan tambahan $ 5,2 miliar (Rp 74,4 triliun) hingga tahun 2024 untuk mempertahankan perdamaian.

"Bahkan Taliban mengakui mereka sangat membutuhkan dukungan asing," katanya. Tanpa dana bantuan tersebut, pemerintah jatuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.