Sukses

Kim Jong-un Terapkan Lockdown COVID-19, Masyarakat Korut Terancam Kelaparan

Kebijakan lockdown COVID-19 yang diberlakukan oleh Kim Jong-un berdampak pada susahnya masyarakat untuk berdagang dan membeli makanan.

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong-un memberlakukan lockdown di sejumlah provinsi. Sebuah sumber di provinsi Hamgyong Utara mengatakan bahwa penduduk Chongjin telah dilarang bepergian antar distrik, sebagai upaya untuk memutus penyebaran COVID-19.

Mereka mengklaim kendaraan pengeras suara dari departemen propaganda otoritas lokal telah terlihat melintas setiap hari sejak pertengahan November.

Dikutip dari Express.co.uk, Selasa (8/12/2020), kendaraan tersebut telah menyampaikan pesan kepada warga Korut berupa peringatan "sejak penyakit menular menyebar, warga tidak boleh meninggalkan distrik mereka sendiri dengan alasan apapun".

Hasil dari lockdown tersebut membuat penduduk Chongjin mengeluh karena mereka tidak dapat menyiapkan kimchi. Mereka tidak dapat membeli bahan makanan.

Peristiwa ini terjadi saat menjelang puncak musim pembuatan kimchi, di mana penduduk membuat persediaan makanan untuk musim dingin.

“Biasanya penduduk Chongjin membuat kimchi dengan kubis yang dibawa dari pertanian sekitar atau kebun pribadi petani atau dengan kubis yang diselundupkan dari Tiongkok. Namun, tahun ini mereka bahkan tidak dapat berpikir untuk membuat kimchi karena distribusi barang terhenti dan harga kubis melonjak.

Warga Korea Utara harus membayar lima kali lipat harga untuk membeli kubis pada saat ini. Lalu, sebagian besar penduduk miskin tidak mampu membeli persediaan penting.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kenaikan Harga Barang dan Tangisan Kim Jong-un

Harga beras juga melonjak di Hyesan provinsi Yanggang. Selain itu, otoritas lokal dipaksa untuk memberlakukan kontrol harga yang ketat pada makanan dan barang.

Untuk mencegah penyebaran virus Corona, otoritas Korea Utara telah menutup pasar di Chongjin, serta memaksa penjual untuk terus-menerus memindahkan barang dagangan mereka.

Sumber tersebut menambahkan juga menambahkan bahwa dengan ditutupnya pasar untuk sementara waktu, membuat penduduk sekitar Pasar Sunam telah pindah ke tanggul Sungai Susong untuk berdagang barang dagangan mereka.

Meski begitu, petugas keamanan dan patroli tetap mengusir mereka, jadi mereka menjual barang-barang mereka saat bepergian.

Penduduk setempat dikatakan marah atas larangan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihak berwenang harus memberi mereka mata pencaharian bahkan ketika mereka mencoba mengendalikan penyakit menular dan semua orang akan mati kelaparan jika tidak ada solusi atas permasalahan ini.

Kim Jong-un dengan air mata meminta maaf kepada Korea Utara selama parade peringatan 75 tahun Partai Buruh yang berkuasa atas kesulitan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, termasuk kesulitan terhadap persediaan makanan.

Berbicara pada bulan Oktober, Kim berkata bahwa orang-orang Korea Utara telah menaruh kepercayaan, setinggi langit dan sedalam laut, kepadanya, tetapi ia telah gagal untuk selalu menjalaninya dengan memuaskan. Ia mengaku sangat menyesal akan hal itu.

"Meskipun saya dipercayakan dengan tanggung jawab penting untuk memimpin negara ini menjunjung tinggi perjuangan kawan-kawan besar Kim Il-sung dan Kim Jong-il berkat kepercayaan semua orang, upaya dan ketulusan saya belum cukup untuk menyingkirkan orang-orang dari kesulitan dalam hidup mereka," imbuh Kim.

 

3 dari 4 halaman

Perbatasan Korut dan China yang Ditutup

Pasokan makanan untuk Korea Utara cenderung diimpor dari China, tetapi perbatasan antar negara ditutup sejak Februari untuk memastikan COVID-19 tidak menyebar ke negara itu.

Puluhan warga Korea Utara tewas saat meletakkan ranjau darat di perbatasan antara negara itu dan China.

Radio Free Asia melaporkan bahwa otoritas Kim Jong-un tidak memberikan pelatihan yang memadai kepada tentara yang meletakkan ranjau.

Pihak berwenang telah memberi tahu penduduk untuk tidak membicarakan insiden tersebut dan sumber tersebut mengklaim bahwa ranjau tersebut lebih dimaksudkan untuk mencegah pembelotan dari Korea Utara.

Topan juga berdampak pada pasokan makanan Korea Utara dengan hasil panen yang hancur akibat badai yang tidak sesuai musimnya awal tahun ini.

 

Reporter: Ruben Irwandi

4 dari 4 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter
    Negara yang terletak di Asi Timur. Negara ini dikenal dengan pemerintahannya yang otoriter

    Korea Utara

  • Kim Jong Un ialah Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea
    Kim Jong Un ialah Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea

    Kim Jong-un

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19