Sukses

Korea Selatan Minta Korea Utara Tanggung Jawab Atas Penembakan Terhadap Warganya

Warga Korea Selatan ditembak mati di perairan Korea Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang menghilang dari kapal patroli dan berakhir di perairan Pyongyang. Hal tersebut dilaporkan oleh pihak kementerian pertahanan Seoul pada Kamis 24 September sambil menyebutnya sebagai suatu "tindakan keterlaluan".

Melansir Channel News Asia, Jumat (25/9/2020), pria berusia 47 tahun itu berada di atas kapal di dekat pulau perbatasan barat Yeonpyeong.

Setelah menganalisis intelijen, militer Korea Selatan telah "mengkonfirmasi bahwa Korea Utara menembaki seorang warga Korea Selatan yang ditemukan di laut utara dan mengkremasi tubuhnya", katanya.

"Kami dengan tegas memperingatkan Korea Utara bahwa semua tanggung jawab atas insiden ini ada di tangannya," tambahnya.

Hingga kini masih belum jelas bagaimana pria itu bisa berada di dalam air. Laporan sebelumnya mengatakan bahwa sepatunya ditemukan di atas kapal patroli, yang mengarah ke spekulasi bahwa dia mungkin sedang mencoba membelot.

Alasan pasti mengapa pejabat itu ditembak masih belum diketahui, tetapi pasukan Korea Utara mungkin bertindak di bawah perintah anti-virus, menurut kantor berita Yonhap yang mengutip berbagai sumber.

 

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernah Terjadi Sebelumnya

Pada bulan Juli, seorang pembelot Korea Utara yang melarikan diri ke Selatan tiga tahun lalu menyelinap kembali ke perbatasan yang dijaga ketat untuk kembali ke Korea Utara.

Penyeberangannya mendorong pejabat Korea Utara untuk mengunci kota perbatasan Kaesong di tengah kekhawatiran bahwa ia mungkin telah membawa virus corona.

Komandan Pasukan AS Korea Robert Abrams pun mengatakan pada awal bulan ini bahwa pihak berwenang Korea Utara mengeluarkan perintah tembak-untuk-membunuh untuk mencegah virus corona memasuki negara itu dari China, hingga menciptakan "zona penyangga" di perbatasan dengan tentara pasukan khusus yang siap membunuh.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.