Sukses

Kritik Ahli soal Vaksin COVID-19 Rusia: Ini Lebih Seperti Bom Molotov

Rusia telah mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan secara lokal telah diberi persetujuan dan dapat tersedia untuk umum dalam beberapa bulan mendatang.

Liputan6.com, Moskow - Dalam masa pencarian global terhadap vaksin Virus Corona COVID-19, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya selangkah lebih maju. Rusia jadi negara pertama di dunia yang telah mendaftarkan vaksin COVID-19 buatannya. 

Dikutip dari laman Euronews.com, Rabu (12/8/2020), Rusia menyatakan vaksin yang dikembangkan secara lokal itu telah diberi persetujuan dan dapat tersedia untuk umum dalam beberapa bulan mendatang.

Putin mengatakan, vaksin tersebut telah melalui semua tes keamanan yang diperlukan, tetapi para ahli kesehatan menaruh rasa curiga atas kecepatan perkembangannya.

Berbicara kepada Euronews, mantan Komisaris Asosiasi Makanan dan Obat AS (FDA) Peter Pitts, mengungkapkan keraguannya tentang pengumuman Rusia.

"Tidak ada data, tidak ada transparansi, tidak ada FDA di Rusia dan mereka memiliki sejarah menyetujui obat dan vaksin dengan sedikit atau tanpa pengujian," kata Pitts, yang juga Presiden Pusat Kedokteran di Masyarakat.

"Ini bukan vaksin dan lebih condong ke bom molotov pada saat ini, yang sebenarnya tidak kita butuhkan dalam pertempuran global melawan COVID-19".

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menanggapi pengumuman Rusia dengan menggarisbawahi "prosedur ketat" yang diperlukan untuk perizinan vaksin.

Minggu lalu WHO juga mengatakan belum melihat "ada yang resmi" dari penelitian vaksin Rusia.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

167 Kandidat Vaksin dari Seluruh Dunia

Saat ini terdapat 167 kandidat penelitian vaksin yang layak di seluruh dunia, 28 di antaranya sedang dalam proses "evaluasi klinis".

Peter Pitts mengatakan kepada Euronews bahwa dia mengharapkan beberapa vaksin COVID-19 akan dikembangkan untuk demografi yang berbeda, tetapi fokus pada pengumuman terbaru Rusia yang harus dihindari.

"Kami tidak bisa membiarkan hype ini mengalihkan perhatian, yaitu vaksin yang solid, berkualitas tinggi, diperiksa dengan baik, dan diatur dengan baik."

"Malu rasanya jika kami membiarkan pengembangan vaksin yang tidak solid dan berbasis sains".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.