Sukses

7 Anak dan 2 Perempuan Jadi korban Tewas Serangan Udara Pemberontak di Yaman

Militan pemberontak Houthi melakukan serangan udara di wilayah barat laut Yamaan. Akibatnya, 7 anak-anak dan 2 perempuan tewas dalam serangan udara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta- Sebuah badan dari PBB mengatakan bahwa militan pemberontak Houthi melakukan serangan udara di wilayah barat laut Yaman. 

7 anak dan 2 perempuan tewas akibat serangan udara tersebut. 

Selain itu, dua perempuan dan dua anak lainnya mengalami luka-luka, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).  

Provinsi di dekat ibukota Sanaa dikatakan merupakan medan pertempuran antara pemberontak Houthi dan pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi yang dipimpin Saudi yang menyediakan dukungan via udara.

OCHA menyampaikan, "Laporan awal ... menunjukkan bahwa pada 12 Juli 2020 serangan udara menewaskan tujuh anak dan dua perempuan di Distrik Washhah".

Koordinator badan tersebut untuk Yaman, Lisa Grande, menyayangkan insiden itu.

Ia mengatakan, "Tidak dapat dipahami bahwa di tengah pandemi COVID-19, ketika opsi-opsi untuk gencatan senjata sudah ada di atas meja, warga sipil terus terbunuh di Yaman," demikian seperti dikutip dari AFP, Selasa (14/7/2020). 

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuduhan Terhadap Kedua Belah Pihak

Pakar di AS telah menuduh kedua belah pihak dalam konflik lima tahun yang dilakukan Yaman atas berbagai kejahatan perang.

Koalisi mengakui pada 13 Juli bahwa kemungkinan adanya korban sipil selama operasi anti-Houthi di Kota Hajjah dan mengatakan sedang diselidiki.

Selain itu, pasukan juga dikatakan "mencegat dan menghancurkan tujuh pesawat tak berawak dan empat rudal balistik" yang diluncurkan oleh Houthi terhadap warga sipil di Arab Saudi.

Perang Yaman antara Houthi yang didukung Iran dan pasukan pro-pemerintah meningkat pada Maret 2015.

Akibatnya, puluhan ribu orang meninggal, dan 4 juta diperkirakan terlantar, sementara 80 persen dari 29 juta orang bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup, ditambah dengan adanya pandemi Virus Corona yang juga melanda negara itu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.