Sukses

Donald Trump Sumbang Gaji untuk Cari Obat Virus Corona COVID-19

Presiden AS Donald Trump menyumbang gajinya untuk pelayanan kesehatan demi mencari obat Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyumbangkan gajinya. Kali ini, gajinya mengalir ke pelayanan kesehatan untuk mencari obat Virus Corona (COVID-19). 

Juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany, menunjukan slip gaji Trump yang disumbangkan, yakni USD 100 ribu (Rp 1,4 miliar). Presiden AS mendapat gaji sebanyak empat kali setahun. 

"Pada kuartal ini, ia akan mendonasikan gajinya ke HHS, Health and Human Services, untuk mengembangkan pengobatan baru untuk mengobati dan mencegah COVID-19, jadi (negara) kita bisa kembali buka dengan aman," ujar McEnany dalam briefing di Gedung Putih, Sabtu (23/5/2020).

Sebelum ini, Donald Trump juga sudah menyumbangkan gaji terakhirnya di 2019 untuk HHS demi melawan Virus Corona. 

Donald Trump berjanji tidak akan mengambil gajinya sebagai presiden. Setiap gajinya disumbangkan ke lembaga-lembaga publik. 

Pada sektor kesehatan, Trump menyumbangkan gajinya ke Institut Nasional Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholisme. Ia juga pernah menyumbang ke kantor Surgeon General untuk melawan narkoba.

Oleh karena di AS setiap pekerjaan harus digaji, Donald Trump mengambil gaji simbolis sebesar USD 1. Hal serupa dilakukan miliarder Mark Zuckerberg, Sergey Brin, hingga Elon Musk.

Presiden AS Herbert Hoover dan John F. Kennedy juga tidak mengambil gaji sebagai presiden. Sejauh ini, Donald Trump merupakan presiden terkaya dalam sejarah AS.

Forbes mencatat kekayaan Trump sebesar USD 2,1 miliar (Rp 31,1 triliun). Jumlah harta Trump menurun drastis ketimbang sebelum ia menjadi presiden.

Saat ini, total kasus Virus Corona di AS mencapai 1,6 juta kasus.

(USD 1 = 14.811)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jelang Lebaran, Donald Trump Ingin Masjid Dibuka Kembali

Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Amerika Serikat menunjukan tren menurun dalam skala nasional. Angka kematian harian dan orang yang ke rumah sakit terpantau menurun sejak bulan lalu. 

Presiden AS Donald Trump sudah ambil ancang-ancang untuk memulai "Transisi Besar" (Great Transition) pada dua bulan ke depan agar negaranya kembali operasional. Tak hanya bisnis, ia juga ingin gereja, masjid, dan rumah ibadah lain dibuka. 

"Saya ingin gereja-gereja kita dibuka dan kami akan segera mengambil posisi kuat terkait hal itu," ujar Donald Trump di Gedung Putih.

Ini termasuk dengan masjid yang ikut tutup akibat Virus Corona. Ketika ditanya reporter terkait masjid dan lebaran, Trump berkata masjid juga harus buka dan berharap umat Muslim dalam kondisi baik.

"Ya, termasuk masjid. Saya berharap mereka (umat Muslim) baik-baik saja. Sangat baik," kata Presiden Trump.

Terkait keamanan beribadah saat pandemi, Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx, berkata agar masyarakat setempat menilai situasi terlebih dahulu apakah sudah aman untuk membuka rumah ibadah di daerah mereka. 

Dr. Birx juga meminta agar ada physical distancing di rumah ibadah.

Masjid di AS mulai tutup pada Maret lalu. Majelis Pimpinan Islami New York meminta jamaah untuk beribadah di rumah. Pada bulan yang sama, Dar Al-Hijrah di Washington, D.C. juga memutuskan tutup sementara akibat pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.