Sukses

Ini Cerita di Balik Julukan The Big Apple untuk Kota New York

Ada banyak julukan yang dimiliki oleh kota New York di Amerika Serikat. Namun, yang paling terkenal yaitu The Big Apple.

Liputan6.com, New York - New York City merupakan salah satu kota di dunia yang memiliki banyak julukan. Misalnya, The Great American Melting Pot, Gotham, The City that Never Sleeps hingga yang paling terkenal adalah sebutan "The Big Apple."

Lalu, bagaimana asal mulanya New York City disebut sebagai Kota Apple atau The Big Apple?

Selama bertahun-tahun, ada banyak teori tentang bagaimana New York City disebut "The Big Apple.", demikian dikutip dari laman mentalfloss.com, Kamis (23/4/2020).

Beberapa mengatakan itu berasal dari mantan keluarga kaya yang menjual apel di jalan-jalan kota untuk memenuhi kebutuhan selama masa sulit.

Catatan lain menyatakan bahwa istilah itu berasal dari nyonya rumah bordil abad ke-19 yang terkenal bernama Eve, yang gadis-gadisnya dengan ceria disebut sebagai "Apel Besar."

Namun julukan itu sebenarnya muncul dari slogannya yang digunakan pada 1920-an oleh penulis olahraga The Morning Telegraph John J. Fitz Gerald di kolom balap kuda, "Around the Big Apple."

Dimulai pada 18 Februari 1924, ia memulai setiap kolom dengan tajuk, "The Big Apple."

Pada saat itu, joki dan pelatih kuda kecil dikatakan ingin membuat "Big Apple," yang merupakan istilah mereka untuk mendapat hadiah uang dengan jumlah besar di balapan di New York City.

Fitz Gerald dilaporkan pertama kali mendengar kata "The Big Apple" yang digunakan untuk menggambarkan pacuan kuda New York oleh dua orang Afrika-Amerika di New Orleans Fair Grounds yang begitu terkenal, ketika ia menjelaskan dalam kolom perdananya "Around the Big Apple".

Begitu istilah tersebut memasuki kosakata masyarakat di kawasan utara, popularitasnya perlahan menyebar di luar konteks pacuan kuda, dan segala sesuatu mulai dari klub malam di Harlem hingga lagu-lagu dan tarian tentang kota dinamai “The Big Apple.”

Yang paling menonjol, musisi jazz New York pada tahun 1930-an membantu nama panggilan itu menyebar ke luar timur laut.

Begitu istilah tersebut memasuki kosakata masyarakat di kawasan utara, popularitasnya perlahan menyebar di luar konteks pacuan kuda, dan segala sesuatu mulai dari klub malam di Harlem hingga lagu-lagu dan tarian tentang kota dinamai “The Big Apple.”

Yang paling menonjol, musisi jazz New York pada tahun 1930-an membantu nama panggilan itu menyebar ke luar timur laut.

Sepanjang pertengahan abad ke-20, NYC tetap mendapat julukan serupa sampai secara resmi diadopsi oleh pemerintah kota pada tahun 1970-an.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi New York City Saat Ini

Kondisi New York saat ini tengah membahayakan. Kota yang biasanya sibuk dengan aktivitas warga ini berubah drastis. Hal itu diakibatkan oleh pandemi Corona COVID-19 yang kian meluas di Amerika Serikat.

ematian warga Amerika Serikat akibat pandemi Virus Corona COVID-19 mencapai 46.000 orang pada Rabu, 22 April 2020.

Dikutip dari laman Channel News Asia, lebih dari setengah angka kematian ini terjadi di New York. Amerika Serikat sejauh ini memiliki jumlah kasus Virus Corona terkonfirmasi terbesar di dunia yaitu lebih dari 815.000.

Angka ini hampir empat kali lebih banyak dari Spanyol, negara dengan jumlah tertinggi kedua. Sebuah penelitian di University of Washington, yang sering dikutip oleh Gedung Putih, memproyeksikan total kematian bisa mencapai 66.000 akibat Virus Corona di AS pada 4 Agustus 2020.

Penelitian ini dilakukan oleh University of Washington setelah melakukan revisi yang sebelumnya mereka perkirakan sekitar 60.000 kematian.

Pada tingkat saat ini, kematian AS saja sudah nyaris mencapai 50.000 pada akhir pekan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.