Sukses

Studi Ini Mengkuak Strategi China Tekan Laju Penyebaran Corona COVID-19

Pertumbuhan kasus Virus Corona COVID-19 di China mulai menurun setelah Februari.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan kasus Virus Corona COVID-19 di China mulai menurun setelah Februari. Sebuah studi pemodelan terbaru menguak, hal itu terjadi berkat kombinasi strategi pengendalian yang dilakukan pemerintah China di tahap awal wabah dan perubahan perilaku di kalangan masyarakat pada umumnya.

Penelitian yang dipublikasikan di majalah Science pada Rabu 4 April 2020, menunjukkan bagaimana upaya pemerintah China secara efektif melindungi populasi yang rentan di negaranya.

Penelitian itu menyebutkan, setelah peningkatan drastis kasus COVID-19 di China yang terjadi sejak Januari hingga Februari, total kasus yang tercatat di Hubei per 28 Maret mencapai 67.800, yang tanpa diikuti kasus baru per harinya.

Di tahap awal wabah, pemerintah China menerapkan beberapa kebijakan mitigasi untuk menekan laju penyebaran virus tersebut. Kasus-kasus yang didiagnosis positif dikarantina di bangsal rumah sakit khusus atau diminta menjalani karantina mandiri secara terpantau di rumah, menurut penelitian itu.

 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Melindungi Orang yang Rentan

Dalam penelitian tersebut juga terungkap, untuk melindungi populasi yang rentan, pemerintah China memperkenalkan langkah jaga jarak sosial, serta pelacakan kontak jika memungkinkan, seperti dilansir Xinhua, Kamis (9/4/2020).

Upaya gabungan ini tidak hanya melindungi orang-orang yang rentan agar tidak terinfeksi virus tetapi juga menghapus sebagian besar dari keseluruhan populasi rentan dari proses penularan COVID-19, demikian menurut penelitian tersebut.

Untuk menguji hipotesis bahwa upaya-upaya ini menyebabkan pertumbuhan kasus baru menjadi lebih lambat di China pada akhir Maret, para peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Maier dari Robert Koch Institute (RKI) di Jerman memperkenalkan model epidemiologis yang menggambarkan isolasi dari individu-individu yang rentan maupun terinfeksi.

Model prediksi mereka terkait jumlah kasus di Provinsi Hubei dan di luar wilayah itu sebanding dengan jumlah kasus yang diamati.

3 dari 3 halaman

Efektif

Hasil pendekatan melalui pemodelan ini menunjukkan bahwa respons publik terhadap kebijakan epidemi serta pengendalian menjadi efektif meski terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi di awal, tambah penelitian itu.

Hasil tersebut dapat menginformasikan perkembangan strategi pengendalian untuk wabah sekunder skala besar yang sedang berkembang saat ini, imbuh para peneliti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • virus corona

  • Sains