Sukses

Langgar Social Distancing Akibat Corona COVID-19, Polisi Australia Didenda Rp 10 Juta

Sejumlah pelanggaran ditemukan pada periode social distancing di Australia. Salah satunya dilakukan oleh aparat. Sanksi pun tak luput dari para pelanggar tersebut.

Sydney - Suasana Paskah kali ini di Australia memang berbeda. Tak ada perayaan saat masa pandemi Virus Corona COVID-19 tengah merajalela.

Perdana Menteri Scott Morrison bahkan telah memperingatkan agar semua warga di Australia tinggal di rumah saat liburan Paskah, yang dimulai pada Jumat 10 April 2020.

PM Morrison mengatakan Australia sudah berusaha untuk mencegah agar tingginya jumlah kasus dan kematian terkait COVID-19 tidak seperti di Italia, Amerika Serikat, Inggris, dan China.

Tapi peningkatan jumlah di Australia bisa tetap terjadi, jika warga Australia tidak menghiraukan aturan pembatasan jarak antar individu saat akhir pekan panjang saat Paskah nanti.

"Akhir pekan Paskah ini akan sangat penting. Tinggal di rumah," ujar PM Morrison seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (7/4/2020).

"Jika (kita) tidak melakukannya akhir pekan ini maka itu akan sepenuhnya menggagalkan apa yang sudah kita capai bersama-sama sejauh ini dan berpotensi lebih buruk," tegasnya.

Sejumlah pelanggaran ditemukan pada periode tersebut. Salah satunya dilakukan oleh aparat. Sanksi pun tak luput dari para pelanggar tersebut.

Dua anggota polisi di negara bagian New South Wales dijatuhi denda masing-masing AU$1.000 atau sekitar 10 juta, setelah mereka datang ke sebuah pesta di pusat kota Sydney, akhir pekan lalu.

Polisi melihat seorang anggota polisi perempuan berusia 27 tahun, dengan pangkat senior constable dalam keadaan mabuk pukul 20:30, Sabtu malam 5 April.

Seorang anggota polisi lainnya adalah pria berusia 27 tahun dengan pangkat yang sama yang juga datang ke acara tersebut.

Mereka berdua tidak sedang bertugas, namun termasuk di antara lima orang yang kemudian didenda karena telah melanggar aturan soal 'social distancing' pada masa pandemi Corona COVID-19 yang sedang diberlakukan ketat hampir di seluruh negara bagian.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Corona COVID-19 di Australia dalam 24 Jam Terakhir

Australia Selatan

Negara bagian dengan ibu kota Adelaide ini mencatat kematian pertama akibat COVID-19, setelah seorang pria berusia 75 tahun meninggal di Royal Adelaide Hospital, Senin malam 6 April.

Departemen Kesehatan di Australia Selatan mengatakan pria tersebut berasal dari pusat kota Adelaide dan terjangkit Virus Corona jenis baru saat berada di negara bagian lain.

Kematian karena Virus Corona jenis baru di Australia telah mendekati angka 50 orang, setelah adanya kematian yang dilaporkan di negara bagian New South Wales, Victoria, dan Tasmania.

Hingga saat ini tercatat ada 411 kasus COVID-19 yang tercatat di Australia Selatan dan lebih dari 33 ribu warga sudah menjalani tes.

Pemerintah Australia Selatan juga telah memperbolehkan warganya untuk berolahraga, seperti berjalan kaki, asalkan jaraknya lima sampai 10 menit dari tempat tinggal mereka.

Australia Barat

Sejumlah apoteker melihat banyaknya warga di Australia yang berusaha mendapatkan suntikan flu lebih awal.

Jaringan apotek Terry White mengatakan mereka telah melakukan suntik vaksin flu lebih banyak dalam tiga minggu terakhir, dibandingkan musim flu tahun lalu.

Peningkatan permintaan juga dialami apotek Michael's Chemist di kota Perth, dimana para pekerjanya sudah menyuntik vaksin empat kali lebih banyak setiap harinya, dibandingkan tahun lalu.

Pemilik apoteknya, Michael Spartalis, mengatakan dalam sehari ada 70 orang yang meminta suntik vaksin flu di apotek miliknya.

Organisasi perwakilan apotek di Australia mengatakan meningkatnya permintaan untuk suntik vaksin flu tidak hanya disebabkan oleh pandemi Virus Corona jenis baru, tetapi juga setelah melihat parahnya musim flu tahun lalu.

Tahun 2019, Australia mengalami musim flu terburuk yang pernah tecatat, ketika lebih dari 310.000 orang datang ke rumah sakit dan klinik karena sakit flu.

Kawasan Ibu Kota Australia

Untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir, tidak ada catatan kasus baru COVID-19 di Canberra, ibu kota Australia.

Sejak peningkatan tajam di pertengahan Maret, saat banyak warga pulang dari luar negeri, jumlah kasus perhari di kawasan ibu kota terus menurun.

Pemerintah di Canberra mengatakan hal ini sebagai sebuah pertanda baik soal penerapan perintah menjaga jarak antara warga, meski mengatakan bukan berarti mereka bisa merasa puas.

Total kasus di Canberra telah mencapai 97 orang dan dua di antaranya meninggal dunia.

Enam orang berada di rumah sakit saat ini, termasuk tiga pasien di unit perawatan intensif, sementara 47 lainnya melakukan isolasi di rumah masing-masing.

Tasmania

Kunjungan ke rumah sakit di Tasmania telah dilarang sejak Selasa siang 7 April, sebagai bagian dari aturan baru soal 'social distancing'.

Pengecualian diberikan kepada mereka yang mengunjungi pasangan yang melahirkan dan orangtua yang menengok anak-anaknya jika dalam kondisi kritis.

Sebelumnya, sudah ada tujuh kasus Virus Corona jenis baru yang terkait rumah sakit 'North West Regional Hospital' di kawasan Burnie, yang terdiri dari enam orang petugas kesehatan dan seorang pasien.

Pemerintah Tasmania juga mengumumkan akan membatasi kunjungan ke panti jompo, atau 'aged care'.

Langkah ini diambil untuk mencegah warga yang ingin mengunjungi orangtua atau kakek nenek mereka saat liburan Paskah, akhir pekan mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.