Sukses

Masih Misteri, 9 Hal Tentang Virus Corona COVID-19 yang Belum Diketahui

Berikut, 9 hal tentang Virus Corona yang masih belum diketahui.

Liputan6.com, Jakarta - Meski terasa lama, namun, pandemi global Virus Corona penyebab COVID-19 merupakan wabah penyakit yang baru diketahui dunia pada Desember 2019 lalu.

Meskipun ada upaya luar biasa dari para ilmuwan di seluruh dunia, masih banyak yang tidak kita pahami tentang Virus Corona.

Dan, ketika waktu terus berjalan, kita semua sekarang adalah bagian dari eksperimen di seluruh planet yang mencoba menemukan jawaban dari Virus Corona.

Berikut, 9 hal tentang Virus Corona yang masih belum diketahui, seperti dikutip dari BBC, Minggu (29/3/2020).

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Jumlah Sebenarnya Orang yang Telah Terinfeksi

Ini adalah salah satu pertanyaan paling mendasar, tetapi juga salah satu yang paling penting.

Ada ratusan ribu kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, tetapi ini hanya sebagian kecil dari jumlah total infeksi. Dan angka-angka ini semakin kabur dengan jumlah kasus asimptomatik yang tidak diketahui - orang yang memiliki virus tetapi tidak merasa sakit.

Mengembangkan tes antibodi akan memungkinkan para peneliti untuk melihat apakah ada orang yang memiliki virus. Hanya dengan begitu kita akan mengerti seberapa jauh atau seberapa mudah coronavirus menyebar.

3 dari 10 halaman

2. Seberapa Tinggi Kadar Kematian Virus

Sampai kita tahu berapa banyak kasus yang ada, tidak mungkin untuk memastikan tingkat kematian. Saat ini perkiraannya adalah bahwa sekitar 1% orang yang terinfeksi virus meninggal. Tetapi jika ada sejumlah besar pasien tanpa gejala, angka kematian bisa lebih rendah.

4 dari 10 halaman

3. Gejala yang Beragam

Gejala utama infeksi Virus Corona adalah demam dan batuk kering - inilah yang harus Anda waspadai.

Sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare juga telah dilaporkan dalam beberapa kasus dan ada spekulasi yang meningkat bahwa hilangnya indera penciuman dapat memengaruhi sebagian penderita.

Tetapi pertanyaan yang paling penting adalah apakah gejala ringan, seperti pilek atau bersin, ada pada beberapa pasien.

Penelitian telah menunjukkan ini adalah kemungkinan dan bahwa orang berpotensi menular tanpa mengetahui mereka membawa virus.

5 dari 10 halaman

4. Peran Anak-Anak

Anak-anak pasti dapat terkena virus corona. Namun, mereka sebagian besar mengalami gejala ringan dan relatif sedikit kematian di antara anak-anak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Anak-anak biasanya menjadi penyebar super (super spreader) penyakit, sebagian karena mereka bercampur dengan banyak orang (sering di taman bermain), tetapi dengan virus ini, tidak jelas sejauh mana mereka membantu menyebarkannya.

6 dari 10 halaman

5. Asal Mula Virus

Virus muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019, di mana ada sekelompok kasus di pasar hewan.

Virus Corona Baru, yang secara resmi disebut Sars-CoV-2, terkait erat dengan virus yang menginfeksi kelelawar, namun diperkirakan virus itu ditularkan dari kelelawar ke spesies hewan misterius yang kemudian menularkannya kepada manusia.

"Mata rantai yang hilang" itu tetap tidak diketahui, dan bisa menjadi sumber infeksi lebih lanjut.

7 dari 10 halaman

6. Pengaruh Musim Panas

Pilek dan flu lebih sering terjadi pada musim dingin daripada di musim panas, tetapi belum diketahui apakah cuaca yang lebih hangat akan mengubah penyebaran virus.

Penasihat ilmiah pemerintah Inggris telah memperingatkan tidak jelas apakah akan ada efek musiman. Jika ada, mereka pikir kemungkinannya lebih kecil daripada pilek dan flu.

Jika ada penurunan besar pada coronavirus selama musim panas, ada bahaya bahwa kasus akan meningkat di musim dingin, ketika rumah sakit juga harus berurusan dengan masuknya pasien dengan penyakit musim dingin yang biasa terjadi.

8 dari 10 halaman

7. Perbedaan Tingkat Keparahan Gejala

Covid-19 adalah infeksi ringan bagi kebanyakan orang. Namun sekitar 20% pasien mengembangkan penyakit yang lebih parah, tetapi mengapa?

Keadaan sistem kekebalan tubuh seseorang tampaknya menjadi bagian dari masalah, dan mungkin ada beberapa faktor genetik juga. Memahami hal ini dapat mengarah pada cara mencegah orang membutuhkan perawatan intensif.

9 dari 10 halaman

8. Tingkat Kekebalan Imun Manusia Terhadap Corona

Ada banyak spekulasi tetapi sedikit bukti tentang seberapa tahan kekebalan terhadap virus.

Pasien harus membangun respon imun, jika mereka berhasil melawan virus. Tetapi karena penyakit ini baru ada hanya beberapa bulan, tidak ada data jangka panjang.

Rumor pasien yang terinfeksi dua kali mungkin disebabkan oleh tes salah yang mengatakan mereka bebas dari virus.

Pertanyaan tentang kekebalan sangat penting untuk memahami apa yang akan terjadi dalam jangka panjang.

10 dari 10 halaman

9. Potensi Virus Bermutasi

Virus bermutasi setiap saat, tetapi sebagian besar perubahan pada kode genetiknya tidak membuat perbedaan yang signifikan.

Sebagai aturan umum, Anda berharap virus berevolusi menjadi kurang mematikan dalam jangka panjang, tetapi ini tidak dijamin.

Kekhawatirannya adalah jika virus bermutasi, maka sistem kekebalan tidak lagi mengenalinya dan vaksin tertentu tidak lagi berfungsi (seperti yang terjadi pada flu).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.