Sukses

Potret Terbaru Jupiter Nan Memukau, Terjelas yang Pernah Diambil dari Bumi

Para astronom mendapatkan citra baru Jupiter yang luar biasa memukau. Citra ini merupakan salah satu pengamatan paling tajam dari planet yang pernah diambil dari Bumi.

Liputan6.com, Hawaii - Para astronom mendapatkan citra baru Jupiter yang luar biasa memukau, menelusuri daerah-daerah hangat yang bersembunyi di bawah puncak awan raksasa gas.

Laporan BBC yang dikutip Senin (11/5/2020) menyebut, gambar terkini Jupiter itu ditangkap secara inframerah oleh Gemini North Telescope di Hawaii. Citra ini merupakan salah satu pengamatan paling tajam dari planet yang pernah diambil dari Bumi.

Untuk mencapai resolusi tersebut, para ilmuwan menggunakan teknik yang disebut "lucky imaging", yang menghilangkan efek blur (kabur) dari atmosfer yang bergejolak di Bumi.

Metode ini memperoleh beberapa eksposur target dan hanya menjaga segmen-segmen dari gambar di mana turbulensi itu minimal. Ketika semua yang disebut sebagai lucky shots disatukan dalam sebuah mosaik, kejernihan muncul dalam foto tunggal.

Inframerah adalah panjang gelombang yang lebih panjang daripada cahaya tampak yang lebih akrab dideteksi oleh teleskop Hubble. Metode ini digunakan untuk melihat melewati kabut dan awan tipis di bagian atas atmosfer Jupiter, untuk memberikan para ilmuwan kesempatan menyelidiki lebih dalam tentang kerja internal planet.

Para peneliti ingin memahami dengan lebih baik apa yang membuat dan menopang sistem cuaca raksasa gas, dan khususnya badai besar yang dapat mengamuk selama beberapa dekade dan bahkan berabad-abad.

Studi yang menghasilkan gambar inframerah ini dipimpin dari University of California di Berkeley. Itu adalah bagian dari program pengamatan bersama yang melibatkan Hubble dan pesawat ruang angkasa Juno, yang saat ini mengorbit planet kelima dari Matahari.

Butuh ratusan eksposur untuk membangun mosaik gambar tajam Jupiter ini di inframerah.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terkuaknya Misteri Jumlah Air di Jupiter

Sebelumnya, para ilmuwan sangat ingin mempelajari lebih lanjut tentang kelimpahan air di atmosfer Jupiter, dan satelit antariksa Juno akhirnya memberikan beberapa jawaban terkait hal itu.

Ketika misi Galileo NASA mengunjungi Jupiter pada 1990-an, data pesawat ruang angkasa itu diharapkan dapat memecahkan teka-teki bagi para ilmuwan terkait berapa banyak air yang ada di atmosfer Jupiter.

Hal menariknya adalah Galileo mendeteksi bahwa jumlah air di atmosfer meningkat saat kondisinya menurun. Namun, para ilmuwan kecewa ketika data mencerminkan air sepuluh kali lebih sedikit dari yang diperkirakan.

Dilansir dari CNN, Jumat (21/2/2020), untuk lebih jelasnya lagi, air yang dimaksud tidak selalu berarti air cair, melainkan komponen hidrogen dan oksigennya. Dengan memahami jumlah air di Jupiter, kita dapat mengetahui informasi lebih lanjut tentang masa lalu raksasa gas itu.

Pihak penelitian memperingatkan bahwa temuan ini mungkin tidak mengindikasikan kelimpahan air di seluruh Jupiter.

Misi Juno NASA yang diluncurkan pada 2011 dan mulai melakukan penelitian ilmiah planet ini pada 2016. Menurut sebuah studi baru, para ilmuwan telah menggunakan data dari delapan pendekatan pertama untuk menentukan jumlah air di atmosfer Jupiter di khatulistiwa.

Seperti yang dituliskan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, misi Juno sebagian dimotivasi oleh kebutuhan untuk menentukan kelimpahan air di berbagai lokasi di seluruh planet ini.

Planet terbesar di tata surya kita kemungkinan pertamanya juga terbentuk setelah matahari. Teori pembentukan planet menunjukkan bahwa Jupiter menerima sebagian besar sisa gas dan debu dari bintang.

Para ilmuwan ingin tahu berapa banyak air yang ada dalam proses ini. Terkait hal itu, Jupiter menggambarkan proses yang mencakup air dan kelembaban, seperti pola cuacanya dan bahkan kilatnya.

Selengkapnya di sini.

3 dari 3 halaman

8 Fakta Soal Jupiter

  1. 11 kali lebih luas daripada Bumi dan 300 kali lebih besar
  2. Diperlukan 12 tahun bagi Jupiter untuk mengorbit matahari, satu hari sama dengan 10 jam
  3. Komposisi Jupiter dominan terdiri dari hidrogen dan helium
  4. Di bawah tekanan, hidrogen mengasumsikan keadaan yang mirip seperti logam
  5. 'Hidrogen metalik' ini merupakan sumber medan magnet
  6. Sebagian besar puncak awan yang terlihat mengandung amonia dan hidrogen sulfida
  7. 'Pita' garis lintang rendah Jupiter menjadi tuan rumah bagi angin timur-barat yang sangat kuat
  8. Great Red Spot atau Bintik Merah Besar adalah pusaran vortex atau badai raksasa yang lebih luas dari Planet Bumi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.