Sukses

Demokrat Tuduh Donald Trump Terlibat Skema Korupsi Pemilu 2020

Partai Demokrat menuduh Presiden Donald Trump telah terlibat dalam skema korupsi dalam pemilu 2020 mendatang.

Liputan6.com, Washington D.C - Partai Demokrat di DPR AS, Rabu (22/1/2020), menuduh Presiden Donald Trump merancang "skema korupsi" untuk menekan Ukraina agar menyelidiki saingan politiknya, mantan Wakil Presiden Demokrat Joe Biden, karena satu alasan "berlaku curang" untuk memenangkan pemilihannya kembali tahun ini.

Anggota Kongres Adam Schiff kepada 100 senator AS yang bertindak sebagai juri dalam persidangan presiden terkait dua pasal pemakzulan mengatakan "Presiden telah menunjukkan ia yakin di atas hukum dan tercela". Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (24/1/2020).

Schiff, seorang Demokrat yang berbicara di awal argumen selama tiga hari untuk memvonis Trump dan memecatnya dari jabatan mengatakan, Presiden ke-45 negara itu meminta "bantuan dari luar negeri untuk membantu dirinya secara politik di dalam negeri."

Di tengah-tengah kasus ini, Schiff, manajer utama DPR yang menuntut Trump, mengatakan Presiden menahan $391 juta bantuan militer yang disetujui kongres untuk Ukraina, "negara yang berperang dengan Rusia."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelanggaran Trump

Trump kemudian menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Biden, pekerjaan putranya, Hunter Biden di perusahaan gas alam Ukraina, dan mengajukan teori yang telah dibantah bahwa Ukraina ikut campur dalam pemilihan AS 2016 untuk merugikan kampanye Trump.

"Ia menggunakan kekuasaan negara yang hanya tersedia baginya," kata Schiff, ketua Komite Intelijen Dewan, yang berpendapat tindakan Trump "melanggar sumpah suci jabatannya."

Schiff mengatakan, tawaran Trump kepada Zelenskiy sama dengan meminta seorang pemimpin asing "untuk melakukan pekerjaan kotor politiknya," ketika ia menghadapi pemilihan nasional November mendatang, kemungkinan melawan Joe Biden, yang unggul pada jajak pendapat nasional para pemilih Partai Demokrat untuk pencalonan presiden dari partai itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.