Sukses

4 Bantuan Rusia untuk Iran Saat Hadapi Amerika Serikat

Serangan drone Amerika Serikat yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani dibalas Iran dengan membombardir pangkalalan militer AS di Irak.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan drone Amerika Serikat yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani dibalas Iran dengan membombardir pangkalalan militer AS di Irak. Aksi saling serangn dua negara itu ternyata tak lepas dari bantuan negara lain.

Amerika diketahui dibantu Israel, sementara Iran dibantu Rusia.

Salah satu bantuan Rusia kepada Iran yakni saat negeri para Mullah itu menyerang pangkalan udara Amerika Serikat di Irbil dan Ain Al-Assad, 8 Januari 2019.

Rusia diketahui sebagai sekutu Iran. Berikut ini bantuang-bantuan yang diberikan Rusia kepada Iran:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Iran Gunakan Satelit Rusia

Rudal-rudal Iran yang diluncurkan Pasukan Garda Revolusi ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak pekan lalu diduga memakai teknologi satelit Rusia. Demikian dilaporkan media penerbangan Rusia Avia.Pro yang mengutip stasiun televisi Pravda TV.

Menurut laporan itu, rudal Iran yang menyasar pangkalan militer AS di Irbil dan Ain Al-Assad di Provinsi Al-Anbar dipandu pergerakannya dengan satelit Rusia.

"Itulah sebabnya diyakini 17 dari 19 rudal balistik Iran sukses mengenai target yang berjarak beberapa ratus kilometer dari perbatasan Iran," ungkap Avia.Pro, seperti dilansir laman Al Masdar, Senin (13/1).

"Dengan satelit GPS Amerika bisa membuat terobosan untuk sistem panduan rudal segala tipe. Tapi rasanya tidak mungkin AS akan mengizinkan Iran memakai satelitnya untuk meluncurkan rual ke pangkalan militer mereka di Irak. Tapi GPS bukan satu-satunya satelit. Rusia punya GLONASS yang kemampuannya setara. China punya Beidou yang belum terlalu akurat. Jadi Anda bisa menebak bagaimana Iran bisa meraih akurasi semacam itu," kata stasiun televisi Pravda.

 

3 dari 5 halaman

2. Mempertahankan Program Nuklir Iran

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta Rusia berbicara dengan Iran agar mempertahankan kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) mengenai program nuklir Iran. Seperti diketahui, Rusia adalah salah satu pihak yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kesepakatan itu.

"Rusia bertanggung jawab untuk menjaga (kesepakatan) sebagai faktor stabilitas di kawasan itu," kata Maas.

"Kami ingin Moskow membantu membujuk Iran untuk mematuhi aturan permainan selama perundingan mendatang. Rusia juga dapat memanfaatkan pengaruhnya di Suriah untuk mencegah ketegangan," Tambah Maas.

 

4 dari 5 halaman

3. Latihan Perang Bersama

Militer Angkatan Laut Iran, China dan Rusia latihan bersama di Samudera Hindia dan Teluk Oman pada Desember 2019. Latihan militer AL ini menjadi upaya pencegahan dari tekanan Amerika Serikat.

"Pesan dari latihan ini adalah perdamaian, persahabatan dan keamanan abadi melalui kerja sama dan persatuan ... dan hasilnya akan menunjukkan bahwa Iran tidak dapat diisolasi," kata laksamana armada Iran, Gholamreza Tahani di televisi pemerintah, seperti dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, perairan di sekitar Iran telah menjadi fokus ketegangan internasional. Amerika Serikat memberikan tekanan pada Iran, seperti penekanan penjualan minyak mentah Iran dan memutus tali perdagangan Iran.

 

5 dari 5 halaman

4. Tak Biarkan Iran Perang Sendirian

Pada 2019 lalu, Presiden AS Donald Trump pernah menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat tinggi Iran lainnya dengan sanksi baru. Langkah ini dilakukan setelah Teheran menembak jatuh drone milik AS tersebut. Rusia menyebut AS sudah melanggar wilayah udara Iran, setelah drone memasuki wilayah Iran.

"Iran bisa bertahan dalam perang jenis ini dan Iran tidak sendirian," kata utusan khusus Kementerian Luar Negeri untuk negara-negara Asia termasuk Iran, Zamir Kabulov.

Ketika ditanya apakah Rusia siap untuk memberikan dukungan material kepada Iran jika AS menyerang, Kabulov mengatakan bahwa "tindakan spesifik adalah pertanyaan bagi presiden Rusia."

"Tak hanya Rusia, banyak negara lain yang bersimpati dan berempati dengan Iran," kata Zamir dalam harian bisnis Kommersant.

"Teheran tidak akan sendirian jika AS mengambil tindakan liar dan tidak bertanggung jawab terhadapnya," tambahnya.

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.