Sukses

Ngeri, Inti Bumi Ternyata Telah Bocor Selama 2,5 Miliar Tahun

Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta yang menarik sekaligus mengerikan. Inti Bumi, diketahui telah membocorkan sebagian isinya.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta menarik. Inti Bumi, diketahui telah membocorkan sebagian isinya yang menyelinap menjadi bulu mantel Bumi. Sebagian di antaranya, sukses mencapai permukaan Bumi.

Penemuan ini membantu menguak misteri yang bertahun-tahun menghantui para ilmuwan: apakah inti dan mantel Bumi saling bertukar materi.

"Temuan kami menunjukkan beberapa materi dari inti (Bumi) benar-benar berpindah ke dasar mantel," kata para peneliti dalam The Conversation, sebuah situs di mana para ilmuwan menulis tentang penelitian mereka untuk publik.

Kebocoran itu diketahui telah terjadi sejak 2,5 miliar tahun terakhir, seperti dikutip dari laman sains Live Science pada Sabtu (20/7/2019).

Temuan ini dibuktikan dengan adanya logan tungsten (W) elemen ke-74 dalam tabel periodik di dalam inti Bumi. Padahal bagian inti sendiri sebagian besar terbuat dari besi dan nikel.

Para peneliti juga mempelajari bebatuan yang mengalir ke permukaan bumi dari mantel yang dalam. Hal itu dilakukan di Pilbara Craton, Australia Barat serta pulau Réunion dan hotspot Kepulauan Kerguelen di Samudra Hindia. Studi ini dipublikasikan secara daring pada 20 Juni dalam jurnal Geochemical Perspectives Letters.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebocoran Jarang Terjadi Sebelumnya

Selanjutnya, para peneliti juga mengetahui bahwa sebelum 2,5 miliar tahun tidak terjadi perubahan signifikan dalam isotop tungsten. Hal itu menunjukkan, hanya terdapat sedikit pertukaran saja ke bagian mantel Bumi bagian atas.

Namun, sejak 2,5 miliar tahun terakhir, komposisi isotop tungsten dalam mantel telah banyak berubah.

Hal ini terjadi karena material dari permukaan bumi turun ke mantel dalam, kata para peneliti. Bahan permukaan ini memiliki oksigen di dalamnya, elemen yang dapat memengaruhi tungsten.

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan permukaan Bumi yang turun ke mantel adalah "subduksi," tulis para peneliti pada jurnal The Conversation.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.