Sukses

Kisah Mahasiswi RI Perjuangkan Makanan Halal dan Tempat Salat di Kampus AS

Seorang mahasiswi muslim asal Indonesia di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat memperjuangkan keberadaan makanan halal di kantin kampusnya, serta tempat untuk salat.

Liputan6.com, Washington DC - Seorang mahasiswi muslim asal Indonesia di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat memperjuangkan keberadaan makanan halal di kantin kampusnya, serta tempat untuk salat.

Agalia Sakanti dikenal sebagai mahasiswi yang sangat aktif berorganisasi di kampus. Selain menjabat sebagai wakil presiden dari Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat di wilayah Madison, ia juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus, tepatnya sebagai Equity and Inclusion Committee Chair yang membantu menciptakan kampus yang lebih inklusif.

Perjuangan Agalia Adakan Makanan Halal di Kampus

Tahun 2018, kampus Agalia membuat peraturan baru yang mengharuskan para mahasiswa tahun pertama membeli paket makanan. Menurut Agalia, peraturan tersebut kurang cocok bagi mereka yang memiliki diet khusus dan tidak bisa makan di kantin.

Sebagai muslim di Amerika Serikat, ia lalu menyuarakan pendapatnya, bahwa para mahasiswa muslim yang harus mengeluarkan uang untuk membeli paket makanan, pada akhirnya tidak bisa mengkonsumsi. Agalia merasa pihak kampus harus bertanggung jawab agar semua mahasiwa dapat mengkonsumsi makanan yang tersedia kantin, demikian sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia pada Sabtu (18/5/2019).

"Definisi halal kan berbeda-beda ya, untuk kebanyakan orang. Tapi untuk banyak teman-temanku, terutama yang orang-orang Malaysia, halal itu definisinya adalah dipotong dengan bismillah. Jadi chicken atau no pork (bukan babi), itu belum dianggap halal untuk mereka,” papar Agalia.

Isu tersebut menjadi perbincangan bahwa keberadaan komunitas muslim di kampus juga perlu perhatian.

Setelah melakukan banyak diskusi dan pertemuan dengan para anggota BEM lain, serta organisasi Muslim Students Association di kampus, Agalia dan tim berusaha mencari solusi bagi mereka yang harus mengkonsumsi makanan halal, kosher bagi penganut Yahudi, dan vegetarian. Pihak kampus pun menanggapi dengan positif ide untuk membuat makanan yang tersedia di kantin lebih inklusif.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usaha Membuahkan Hasil

Atas usaha dan kerja keras Agalia dan tim, kini kantin di kampus University of Wisconsin-Madison resmi menyediakan makanan halal berupa beragam menu ayam.

Melalui situs resmi University of Wisconsin-Madison, pihak kampus juga mengatakan bahwa menu halal lain dapat dipesan secara khusus dari waktu ke waktu.

Dilansir dari situs tersebut, kepala bagian penyediaan pangan dan kuliner kampus, Peter Testory, menyatakan "Semua ayam dada dan paha tanpa tepung, tulang, dan kulit di kantin kami memiliki sertifikat halal."

"Mereka sangat mendengarkan keluh kesah mahasiswa dan mereka mencoba sebisa mungkin untuk mengakomodasi kebutuhan manusia," jelas mahasiswi S1 yang sudah memasuki semester ke-4 di University of Wisconsin-Madison ini.

"Sebagai Equity and Inclusion Chair, saya harus memastikan semua mahasiswa terinklusikan di kampus. Jadi ini adalah salah satu upaya saya untuk mencapai hal tersebut,” tambahnya.

3 dari 3 halaman

Salat di Kampus Amerika

Selain mengusahakan adanya makanan halal, Agalia dan rekannya yang merupakan seorang muslim asal Pakistan, juga berusaha menambahkan adanya tempat untuk salat di kampus.

"Kita menyebutnya reflection space ya supaya tidak terkesan mendukung satu agama atau lainnya," kata Agalia.

"Jadi kita mencoba untuk menambah jumlah reflection spaces di kampus, bisa untuk segala agama, dapat digunakan untuk menenangkan (diri) juga, bisa juga untuk yoga, bisa buat meditasi juga. Tapi intinya, kalau saya sih hal ini lebih personal lagi, dari kesulitan saya untuk salat di kampus saat tengah hari," tambah mahasiswi jurusan ekonomi ini.

Menurut situs University of Wisconsin-Madison, reflection space ini merupakan salah satu permintaa dari banyak mahasiswa yang memerlukan tempat untuk berdoa atau meditasi tanpa harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi seperti di balik rak buku perpustakaan.

Bagi Agalia, dengan adanya makanan halal dan juga tempat untuk salat atau reflection space ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih beragam di kampusnya.

University of Wisconsin-Madison bukanlah satu-satunya kampus di Amerika yang menyediakan tempat untuk beribadah atau meditasi. Sejak sekitar sepuluh tahun lalu, kampus George Washington Universiy di Washington, D.C. juga mendedikasikan sebuah ruangan untuk digunakan sebagai musala bagi para muslim, yang juga terbuka bagi mahasiswa yang memiliki latar belakang agama lain.

Beberapa kampus lain di Amerika yang juga menyediakan musala antara lain adalah Stanford University di California, Massachusetts Institute of Technology di Massachusetts, dan Yale di Connecticutt. Tidak hanya itu, selain tempat salat, beberapa kampus juga mengadakan salat Jumat berjamaah seperti di Harvard University di Massachusetts dan Georgetown University di Washington, D.C.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.